This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

I got You My Next Dot



Haloo Bulan Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita, semoga kelak berjumpa kembali dengannya, amin. Hmm, jadi teringat sejarah menyampah di Blog ini, pertama kali dibuat adalah saat pertama kali mendapatkan nilai C yang berderet dan IP di bawah cumlaude, haha, sebegitu perfectnya memang deh yaa seorang Aninditia, sampai hal yang sepele begitu bikin kebakaran jenggot O.o don’t ask me why, because I never want to be like that :D hahahah.. Itulah mengapa senin menjadi kelabu dan TRAsh is becoming to put a SHIT things  memory, tapi bukankah sampah tak selalu merugikan? Berlalat dan menjikikkan? Bukankah sampah bisa didaur ulang? Memberikan kesejahteraan hidup?

Let me show to you ..

Masih inget sama thread “Connecting the Dots”??? Itu cerita yang paling vulgar yang pernah eike bikin dimari, setelah nilai C itu di awal tahun 2011. Hehe.. Kalo uda lupa mungkin bisa dibaca lagi, apa komitmen yang uda dibikin disana.. Ok cuss cerita lanjutannya ada dimari,

Here you are..

5 Juni 2015 :: 07.30pm
Waktu itu aku baru saja menginjakkan kaki di stasiun Serpong, keluar dari KRL dan menaiki anak tangga menuju gate out, kubuka FB dan kuliat ada tag dari teman workshop di Lab Terpadu UNDIP 2 tahun yang lalu, Mb. Igha, aku jalan kaki menuju kos sambil ga lepas dari memandang HP dan membaca berkali-kali maksud dari informasi itu, kemudian aku menyadari ada nama Profesor favoritku disitu, Prof. Ocky Karna Radjasa dan Prof. Agus Sabdono, mendadak di ¾ perjalanan kakiku lemas, ingin segera sampai di kamar dan membuka laptop. Yah, itu tagline mengenai beasiswa PMDSU (Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul), beasiswa yang jarang sekali aku temukan di milis-milis, ternyata beasiswa ini diperuntukkan untuk calon dosen dengan masa studi 4 tahun untuk menyelesaikan studi dari jenjang master sampai doktor, apakah ini jawaban dari Allah atas cita-cita yang ku damba2kan????? Pukul 23.xx aku selesai mengetik pesan untuk dikirim ke beliau berdua, Profesor favoritku.
 


6 Juni 2015 ::
Hati gundah gulana, makin kepo dengan PMDSU, lalu mencari kapan pendaftaran ditutup di PPS, fyi kedua Prof favoritku bernaung di Program Studi Manajemen Sumber Daya Pantai (MSDP) Universitas Diponegoro Semarang, almamater tercinta cint.. Ternyata pendaftaran mahasiswa pascasarjana ditutup tanggal 20 Juni 2015, galau maksimal, ditambah belum tau rule-nya apakah jika tidak diterima beasiswa wajib menyelesaikan kuliah sebagai mahasiswa regular?? Secara aku ga punya modal dan ga mau sekolah s2 pake duit orangtua, hmm galaunya menjadi-jadi.. Agak tenang sedikit karena email dibales sm Prof2 favorit, aaaa, so many thanks, bahagianya kaya orang abis ditembak sm idolanya.

8 – 11 Juni 2015
Berangkat kerja uda lemes bingit, mungkin cuma ¼ hati, ditambah beban kerjanya makin gak realistis. Masih keep in touch email-emailan sama beliau-beliau yang ku segani, yang tiap hari emailnya makin bikin yakin aku harus daftar !! Entah kenapa di tanggal-tanggal ini aku langsung iseng daftar di laman PMDSU DIKTI, kan gratis boo, yang bayar mah di PPS nya,, eheheh.. begitu info dari Prof bilang kalo khusus program PMDSU sampai tgl 18 Juli, galau maksimalku makin bertambah, jadi galau super maksimal kali yaa.. akhirnya tanggal 12 Juni aku niat engga berangkat ke kantor, sakit kepala mikirin daftar atau engga, kapan aku ke Semarangnya? Cukup kah waktu untuk mempersiapkan dokumen2nya? Berbekal 1x sholat Istikharah dan pertimbangan yang sangat amat detail dari gak dapet THR sampai dicaci maki atasan, akhirnya aku memutuskan membawa surat pengunduran diri esok harinya (masih di dalem FlashDisk)..

13 Juni 2015
Berangkat ke kantor seperti biasa, untung gak ada senam di sabtu sehat gegara ada bos mo meeting, duduk beberapa saat di meja kerjaku, ngeprint surat resign, tandatangan, lalu nungguin waktu yang tepat sambil deg-degan kebangetan, pffft,.. Banyak orang yang menyarankan untuk bertahan sampai THR di tangan, banyak orang yang bilang ini kan belom tentu dapet beasiswanya, banyak orang yang sebenernya menyangsikan, tetapi aku uda nekat kaya orang kesetanan, sekali resign ya resign!!  Aku pikir ini saat yang tepat untuk resign, buat apa aku kerja dengan hati ¼ dan makan gaji yang ga berkah dari kedongkolan2ku, ehmm, toh kalo ga dapet beasiswa ini masih banyak beasiswa yang lain yang bisa aku kejar dan bisa lebih fokus meraihnya, hatiku sudah mantap.

Aku mendekat dan berbisik pada atasan, Bu boleh minta waktu untuk berbicara 4 mata?? Beliau mengiyakan, lalu kita pindah menuju ruangan yang lebih privacy, aaaa, hatiku tak karuan, ku baca doa nabi Musa, perbanyak basmallah dalam hati berusaha menenangkan diri, lalu akhirnya kusampaikan maksud dan tujuanku, atasanku tercengang tapi berusaha tenang, sampai akhirnya pintu terbuka, ada CEO masuk ruangan dan akhirnya beliau tahu aku mo resign, dia bilang gak boleh dadakan kaya gini, blablabla,, lalu dia pergi. Atasanku berusaha meyakinkanku, memohon untuk tinggal barang sebulan, menego untuk menggunakan hak cutiku untuk belajar, tapi aku bersikeras, setengah jam perdebatan yang sengit akhirnya aku mendapatkan tandatangan di surat resignku, yeeaaaah, hatiku senang serasa bebas merpati, tapi tangisku meleleh membanjiri pipi, ada senang dan sedih bercampur jadi satu.

Demikian cepat dan mendadak kabar kepergianku hari itu tanpa ada orang yang menduganya sama sekali, aku berpamitan dan meminta maaf pada semua orang di kantor dan pabrik, hmm, pun pada CEO yang tadi memergokiku, hari itu kuhabiskan hariku untuk berpamitan dan berpoto-poto, hingga pukul 14.00 mobil jemputan membawa kita ke stasiun Jakarta Kota dan memisahkan kita.

14 – 19 Juni 2015
Status baru, pengangguran!! Menyedihkan, tapi bukankah anak panah perlu mundur ke belakang untuk melesat lebih jauh?? Waktu yang sangat pendek itu aku pergunakan untuk belajar siang dan malam TOEFL untuk mempersiapkan tes TOEFL ITP pertamaku 20 Juni 2015 nanti, dengan kondisi badan yang drop ku paksakan diri belajar tak kenal waktu.

20 Juni 2015
Tes pertamaku tiba, rasanya ingin kuulang kembali, aku batuk kering, gatal bukan main tenggorokanku dari awal sampai akhir tes, konsentrasiku buyar beralih pada bagaimana menahan batuk ini supaya tak mengganggu peserta yang lain, aku pasrah..

21 – 25 Juni 2015
Bingung mau mengawali motivation letter darimana? Dua harian habis membaca essay dan artikel-artikel seru di web IndonesiaMengglobal, menulis satu demi satu vocab baru di catatan kecilku, sampai hari ke tiga akhirnya aku berusaha membuat statement dengan grammar yang sangat apa adanya, my grammar is really bad!! Ku sebarkan karya selembarku itu pada proofreader, beruntung ada Mas Budi mahasiswa Lehigh University yang berkenan menyempatkan komen di tengah kesibukannya mengurus kepulangan ke Indonesia untuk liburan summer, semakin beruntung ketemu Mas Irman Fatoni yang dengan sabar dan telaten mengoreksi karyaku dengan detail dan terperinci, aaah sungguh terharu dengan kebaikan hati mas Toni.


26 Juni 2015
Mulai packing, dan hari itu aku berencana mengambil hasil tes TOEFL ITP ke Gedung STC di daerah senayan city sono,, sore jam 5, aku uda mulai puasa, ada abang Toro, Isnanto Bimantoro yang dengan sukacita menjemput dan mengantarku gak lupa menraktirku untuk berbuka puasa, ah bahagia sekali bertemu dengan orang-orang baik,, sangat disesalkan hasil skor TOEFLnya bikin sedih, dan langsung bikin kata-kata curhat ke Prof. Ocky, abis sholat Maghrib masih bersama bang Toro yang setia menemani menjemput surat keterangan kerja dari Manager HRDku di Gajahmada Plaza. Jam 20an akhirnya aku berpisah di Stasiun Palmerah. Di dalam KRL aku mendapat balasan dari Prof. Ocky, beliau menyayangkan dan bertanya padaku apakah masih mau lanjut? Aku bilang selagi masih bisa digunakan untuk mendaftar kenapa tidak? Lebih baik mencoba dan gagal dengan terhormat daripada gagal sebagai pecundang karena tidak pernah mencoba. Aku bersikeras mendaftar dan pulang ke Semarang dengan berbekal skor TOEFL yang apa adanya.

27 Juni 2015
Aku pergi ke Stasiun Jakarta Kota bermaksud membatalkan tiket untuk kepulangan tanggal 11 Juli, dan mencetak tiket 27 Juni untuk malam itu. Aku sengaja berangkat agak siang supaya barang kali bertemu dengan teman2 kerja yang satu genk tapi yaah, haha,, nah pucuk dicinta ulam tiba, saat dalam antrian aku berjumpa mereka, formasi lengkap dan kita mengobrol sesaat melepas rindu, pukul 14.30 kita berpisah dan  hamper setengah lima aku baru sampai kos. Sedih sekaligus belum siap meninggalkan kamar tercinta untuk waktu yang belum dapat ditentukan, aku berbuka puasa di luar dan setelah sholat Maghrib langsung berangkat menuju stasiun Pasar Senen, ditemani pujaan hati, terima kasih sekali kesayangan atas waktunya.

28 Juni 2015
Sampai di Semarang, keretanya ontime sekali, menunggu 2 jam di Stasiun Poncol, menunggu sahabat kesayangan, Desi Arisanti. Aku menginap untuk beberapa hari di rumahnya sampai urusanku di Semarang selesai.

29 Juni 2015
Pertama kali menginjakkan kaki di Tembalang setelah hampir 2 tahun meninggalkannya. Tujuan pertama adalah bersilaturahmi ke Lab. MIkrobiogenetika untuk bertemu dosbing tercinta, sesampai disana ternyata beliau berdua sudah duduk manis menungguku, Dr. Endang Kusdiyantini, DEA dan Dr.rer.nat Anto Budiharjo, M.Biotech. Setelah melepas rindu, aku bergegas mengeprint kembali lembar reference untuk diserahkan kembali ke mereka, katanya sih 3 rangkap. Hari itu waktuku habis cuma untuk bernostalgia dengan kampus, bertemu adek kelas, teman seangkatan, dan sebagainya. Aku sempatkan untuk bertanya pada panitia PMDSU di gedung Widya Puraya, ternyata persyaratan yang diminta baik dari PMDSU maupun Prodi harus dilengkapi semua. Oya, dan aku masih belum mendaftar, padahal pendaftaran ditutup tanggal 2 Juli 2015,

30 Juni 2015
Aku galau lagi, hmm, 1 syarat belum dibuat, ya betul Rencana Penelitian, awalnya aku sengaja mengabaikan, tetapi bukankah akan lebih baik jika semua persyaratan yang diminta dipenuhi? Sedari pagi aku membaca jurnal, sampai pukul 10.00 aku masih membaca jurnal, padahal hari itu aku berniat untuk membayar, akhirnya gagal karena sampai siang bolong pun aku belum menemukan konklusi untuk rencana studiku, masih berkutat dengan jurnal dan diskusi dengan senior kesayangan aku, Mb Eka Oktaviani, finally pukul 16.00 rencana risetnya kelar, dan masih aku review-review hingga pagi harinya ku tuliskan daftar pustaka di bawahnya. Terima kasih for a lot of advices mb Eka :)


1 Juli 2015
Hati dagdigdug akan menyerahkan recehan yang dikata lumayan untuk sebuah coba-coba ke Bank sebagai biaya pendaftaran. Hari itu semua agenda telah tercatat di kertas kecil dan aku melesat dari satu tempat ke tempat lain dengan gesit seperti biasanya, hingga akhirnya pukul 11.00 aku ke Widya Puraya mau menyerahkan berkas, eh tapi  amplopnya kekecilan, keluar lagi lah beli amplop.. sebelum jam 13.00 semua uda kelar, dan aku kembali ke MIPA untuk sholat dzuhur dan memenuhi janji bertemu dengan salah satu adek kelas. Well, sore itu jam 16.30 aku diantar menuju St. Poncol oleh Bapak, Bapaknya Desi Arisanti, hehe, terima kasih banyak untuk keluarga Ncid yang dengan hangat menerimaku layaknya sodara kembar Desi, hihih. Malam harinya aku  uda berbuka puasa di rumah, waw indah sekali bukan? Berkumpul dengan keluarga lebih cepat???

2-4 Juli 2015
Menikmati hari-hari santai di rumah dengan belajar TPA seadanya buat tes seleksi tanggal 6 nanti.

5 Juli 2015
Sudah berada di Semarang, berbuka dengan plincess Gasinta, adek kos kesayangan, Tari, Dwi Lestari Tantinis. Terima kasih untuk cerita-cerita serunya, rinduku terobati pada kisah kita 2 tahun yang lalu.

6 Juli 2015
Bangun kesiangan, jam 07.00 padahal acara dimulai jam 08.00, bergegas mandi buru-buru sekali dan 07.40 uda berada di Widya Puraya, aihh ternyata tes baru dimulai pukul 09.00, jeng jeng 2 jam berlalu begitu saja dengan mengerjakan TPA, lalu dilanjut b.Inggris, berhubung ada pilihan yang sudah mengambil tes TOEFL ITP tak perlu tes lagi, akhirnya aku gak ikut tes lagi deh, ngobrol seru dengan Dyah Wulandari, temen seangkatan yang uda pernah ke US tahun lalu buat magang di SanDiego University, eh bener gak ya.. Nyaris 13.30 interview bersama promotor baru dimulai, hmm pertama sih disuruh writing tentang kenapa kamu layak dipilih jadi penerima PMDSU, ah acak kadut banget lah bikinanku itu, hehe, abis itu dilanjutin interview, dan aku dipanggil pada urutan ke-2., nah kan, full in English, aku jawab  semampuku, kebanyakan sih kepo tentang pengalaman kerjaku sampai salaryku, hmm, dan aku diminta buat upgrade skor TOEFL kalo diterima, waktu di dalem aku enjoy gitu, yah entahlah, pasrah ajadeh, secara saingannya juga orang-orang hebat.

10 Juli 2015
Yang ditunggu-tunggu tiba, aaa aku deg-degan, uda siap kalo ga keterima ya bakal berjuang lebih keras buat daftar LPDP. Jam 00.00 belum ada pengumuman, sampai tengah hari bolong juga belum ada, akhirnya sore hari menjelang berbuka ada adek kelas penerima LPDP, Jepri Agung Priyanto, yang nyeletuk nanyain hasil PMDSU, alhasil aku ngecek deh, nah nah, uda ada, aku dagdigdug bukan kepalang, pas abis di download ternyata namaku ada disana, syukur Alhamdulillah aku langsung mengambil air wudhu dan sholat syukur 2 rakaat, entah ada apa engga yang penting sholat sunnah, huhu, terus dilanjut tadarus sampai waktu buka puasa tiba. Masih dengan airmata berlinang. Buka puasa ditanyain babe, tapi aku jawabnya belum tau, dlm hati nunggu ibuk sekalian biar ngasih taunya barengan. Karena ibunda yang pergi ke luarkota belum datang juga, akhirnya abis tadarus malam itu jam setengah 9 aku cerita kalo namaku tercantum di daftar calon mahasiswa MSDP UNDIP dengan beasiswa PMDSU. Alhamdulillahirrabilalamin


Ahh, panjang sekali yah ceritanya, tapi kisah ini barulah awal perjuangan panjang yang akan dilalui. Apapun, bagaimanapun, ke depannya, aku percaya, selagi kita bersungguh-sungguh dan selalu berserah, insya Allah semua lancar, semangat mengemban tugas Negara sampai akhir, yo yo yo yo yo !! Selamat datang my Next Dot.


 Inilah titik berikutnya untuk mencapai garis manusia bermanfaat”. Menjunjung tridharma perguruan tinggi, mengabdi untuk negri. Bismillahirrahmannirrahiim.

for more info about PMDSU, please check http://beasiswa.dikti.go.id/pmdsu
8 komentar

Everyone has 24 hours

Dedicated for everyone who has a dream to study overseas.

Hey you who called scholarship hunter or whatever :D I just want to share something, ini tentang #SekolahToefl yang lagi hits sejak Mei 2015 kemarin. Hehehe

Toefl, adalah SIM buat kita yang mau study abroad, kalo skornya pas-pasan yah jangan harap kompetitif, so harus punya target skor setinggi-tingginya, kalo Toefl uda paham dan mahir di luar kepala insya Allah IELTS pun ga susah banget-banget, menurut saya sih belajar Toefl seperti pondasi utama.

Well, kita punya waktu 24jam, kalo saya rasanya ingin dikasih lebih, maklum, bekerja di Jakarta itu berangkat gelap pulang gelap, yes saya melakukannya, hampir 14 jam saya habiskan di luar, 8.5jam saya habiskan di kantor, sisanya di jalan, karena saya pengguna setia CommuterLine yang transit, kadang waktu menjadi tak menentu karena menanti kereta, hmm. Praktis saya hanya punya waktu 10 jam!! 4-5jam saya gunakan untuk istirahat, 5jam sisanya untuk memasak, mencuci,setrika, beribadah dan pastinya belajar, bisa dibayangin lelahnya? Every big achievement always need big sacrifice.

#SekolahToefl itu semacam hal yang jika tak dijalankan rutin maka bakal ketinggalan jauh-jauh banget dan konsekuensinya adalah timbul rasa malas, heeey kalo emang bener niat mau upgrade skor mah ya pantang bilang malas dong! Inilah tantangannya, menaklukkan diri sendiri, menaklukkan malas, dan menguatkan diri bahwa #SekolahToefl adalah jalan nenuju skor yang lebih baik, jika kita komitmen tentunya.

Dengan jadwal yang padat saya selalu sempatkan setiap malam untuk mengerjakan exercise, setiap di CommuterLine membaca artikel snack setiap hari, sambil nunggu kereta datang baca materi, sambil makan baca hasil diskusi di grup, yah bisa sambil apa aja lah yaa, temu online tiap minggu pun bisa sambil tiduran, asal ga ketiduran, hehehe.. beda kalo kita belajar di kelas dan hadir 2jam duduk ga boleh selonjoran, haha..

Yah mo gimanapun belajarnya, itu sih smua tergantung niat, kalo emang niat bisa, pasti akan gigih membaca ulang, menganalisa kesalahan, mencatat hal penting, jadi tinggal ditanya lagi niat gak, komit gak, sisanya sih semangat membara!! Yuk 24 jamnya dibenerin :)

*keep fight, cheers up and smile :)

0 komentar