This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Seperempat Abadku



Menikah...
Adalah impian dari semua wanita, entah di berapa usia pun. Menikah menjadi momen istimewa yang ditunggu setiap pencinta. Dua puluh lima, usia matang, usia sempurna menyudahi status lajang bagi kebanyakan wanita masa kini. Bukankah menikah adalah menyempurnakan separuh agama? Lantas kenapa harus ditunda jika semua sudah siap?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي  
"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah atas separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)

Pada praktiknya, menikah tak semudah membeli barang di toko. Cocok, ambil, bayar dan bawa pulang. Menikah adalah investasi jangka panjang. Dengan siapa? Keluarga yang bagaimana? Penghasilan seperti apa? Pertanyaan wajib bagi setiap pasangan yang akan menapaki kehidupan selanjutnya.

Sebuah investasi jangka panjang artinya akan semakin mahal jika punya bargaining position. Begitu pula menikah, tidak asal comot, tidak asal pilih, tetapi menggenapkan hati dengan sosok yang tepat pada waktu yang tepat. Marry with the right person in the right time. Karena menikah tidak hanya untuk hari ini dan lusa, tetapi sepanjang masa, hingga mungkin dapat menjadi akhir yang indah di Jannah. Mahal jika seperti apa? Mahal jika pasanganmu mampu membimbing menuju kebaikan, berproses dari hari ke hari, mencari keridhoanNya, dan saling menjaga untuk selalu taat. Menikah bukan soal pasanganmu cantik dan tampan, menikah tanpa landasan agama hanya akan membuat bahtera menjadi keropos, mudah rapuh dan hancur dihantam gelombang. Mau?

Pasangan yang tepat akan mampu mendidik putra-putri sholeh sholehah. Anak adalah tabungan akhirat, akan menjadi apa seorang anak tergantung pada tangan dingin orangtuanya, harta yang menafkahinya, nyaman tidaknya di dalam rumah. Bukankah seseorang bisa saja gagal masuk surga karena dosa sang anak adalah bagian dari tanggungjawab orangtua di hadapan sang Khalik? Di Padang Mahsyar setiap individu akan dimintai pertanggungjawabannya, termasuk tentang anak-anaknya.

Aku, telah berikrar jauh sebelum hari ini, hari di saat aku memutuskan untuk terus membersamaimu. Hari itu aku berdoa, semoga lelaki ini adalah lelaki terakhirku yang akan menghalalkanku. Mungkin ada malaikat yang sedang duduk dan mencatat doaku, hingga akhirnya dengan segala macam godaan yang datang silih berganti, dengan berputarnya masa, dan terpisahnya jarak antara aku dan kamu, akhirnya kita menikah.
Di hari pertama kita menikah, rasanya seperti mimpi, rasanya janggal ada yang tidur di sampingku. Ayah dan Ibu pun masih tak menyangka beliau kini punya menantu. Mungkin karena kita yang tak selalu bisa bersama, mempertahankan kepentingan masing-masing untuk bertahan hidup. Merelakan jarak dan waktu membelenggu kehidupan rumah tangga kita. Sengaja mendahulukan akad nikah, agar terasa lebih sakral dan khidmat, tak terganggu oleh terburu-burunya waktu resepsi. Sengaja hanya mengundang satu, dua, tiga orang, supaya tak terdengar suara riuh di balik punggung kamu saat mengucap ikrar sehidup semati.



Perhelatan resepsi, persiapannya tak sesingkat yang orang dengar dan lihat. Diawali dengan keinginan untuk mempertahankan budaya leluhur, akhirnya tercetus tempat resepsi di Kota kelahiran Ayah tercinta. Surakarta Hadiningrat. Terpilihlah sebuah gedung megah, gedung terbaik di Kota ini. Graha Saba Buana, yang dipesan 1 tahun sebelum acara berlangsung. Mungkin beberapa orang akan berfikir, mengapa resepsi harus begitu mewah? Mewah adalah nomer kesekian yang aku pikirkan. Hal utama yang aku junjung tinggi adalah memuliakan tamu. Sekian banyak resepsi yang ku hadiri di kota kelahiranku, Purwodadi, tak ada satupun yang tamu-tamunya bisa duduk dengan tenang, kalau adapun kursi, maka harus berebut dengan pihak keluarga besar, lazimnya kursi tersebut untuk undangan VVIP seperti keluarga. Itulah poin kedua mengapa ku jatuhkan pilihan pada kota Solo, the spirit of Java, karena di kota inilah tradisinya masih kental. Sajian terbaik, pelayanan terbaik tentu akan membuahkan kenangan terbaik bukan? Tak hanya aku kamu yang terkenang, namun aku ingin semua tamuku mengenang hari ini dengan sangat baik. Bukankah membahagiakan oranglain akan menarik kebahagian-kebahagian yang lebih banyak untuk diri kita? Bukan tanpa pilu dan peluh untuk menyempurnakan acara ini, dongkolnya hati karena harus bermacet ria menuju lokasi menjadi faktor utama kisah duka bagi para tamu, tetapi aku berani menjamin, kisah duka itu terbayar jika mereka datang di waktu yang tepat.












Serangkaian prosesi kini telah berakhir, saatnya bangun dari mimpi untuk mencapai mimpi yang tertunda. Jika bulan lalu berdoa untuk bisa terus bersama denganmu dan begitu cepat Allah meresponnya, maka bulan ini adalah saat yang tepat untuk memantaskan diri, menjadi seorang multitasking yang selalu ceria melaksanakan segala kewajiban? Bisakah tetap seperti itu saat sudah diberi tanggungjawab lebih? Aku yakin, tak ada hasil yang mengkhianati proses. Maka pada hari ini, aku harus 100x lebih powerful dari aku yang kemarin. Siapkah menerima peran baru di usia 26? Mari berprogress, bukan hanya beradaptasi.
Semangat!!


0 komentar

[No Caption No Mention]


Teruntuk kamu calon sahabatku,

Aku memang bukan yang special buat kamu, aku bukan sahabatmu, aku bukan siapa-siapa bagimu, aku hanya orang yang harus kamu jumpai, pertemuan ini bukan sebuah paksaan kan??? Aku yakin pertemuan kamu dan aku adalah sebuah isyarat dari Tuhan, aku yakin ada sesuatu yang ingin Tuhan sampaikan dari mengenalmu.

Hmm,

Sebenernya aku tak tau mengapa harus seperti ini, mungkin aku terlalu peka, mungkin aku terlalu sensitif, apa aku terlalu peduli??? Iya PEDULI sama kamu, di saat yang lain enggan memikirkanmu?

Jujur, aku kecewa, kecewa berat sama kamu,

Jujur aku kasian, kasian melihatmu seperti ini, seakan ada sesuatu yang kamu sembunyikan, seakan ada sesuatu yang kamu tutupi, seakan hidupmu penuh kepura-puraan, ini seperti jurang pemisah antara kamu dan aku, semua bukan urusanku, tapi aku tak bisa.

Teman,

Sekali dua kali kau buat kesalahan, bagiku itu biasa, tetapi kali ini rasanya tak mungkin lagi, semua sudah berada di puncak, coba renungkan apa saja kesalahanmu? Mungkin kamu tak akan pernah menyadarinya, karena bagimu, kamu selalu benar, padahal kebenaran mutlak milik Allah, hmm, seberapa seringkah kamu meminta maaf? Kapan terakhir kamu minta maaf?

::kesalahan pertama::
Saat kamu terpuruk, sedih, karena hubunganmu kandas, hubunganmu yang lama sekali itu tamat, kamu nangis, kamu sedih, kamu meratap, kamu lemah, kamu hancur, hmm, kamu gak ingat beberapa minggu sebelumnya kamu memaki, kamu mengumpat, kamu umbar keburukan pasanganmu di depan kami, iya kami, perlukah kamu bersedih kalau kamu saja membencinya? Sedih karena apa?? Adakah faktor lain yang membuatmu sedih? Hubungan ini tidak logis.
::kesalahan kedua::
Saat kamu bertemu dengan seseorang yang membuatmu simpati karena ada di samping kamu saat kamu dicampakkan, kamu berbunga-bunga, kamu bahagia, kamu antusias, sampai berimajinasi ke langit tertinggi, ahhh, tapi seketika dia pergi dan bertemu dengan lelaki yang kau anggap lebih tampan, kau berpaling, kamu tergoda, entah apa pertimbanganmu dia lantas menjadi pilihan terbaikmu saat ini, iya saat ini, tetapi di satu sisi kamu tak mau kehilangan pujaan pertamamu, kamu takut kehilangan keduanya, tetapi kamu sudah mengikat salah satunya, coba renungkan? Apakah ADIL?
::kesalahan ketiga::
Kamu bilang kami sahabat? Tapi berbaur dengan kami pun tak banyak, berkumpul dengan kami pun rasanya enggan, ratusan chat dari kami pun kau anggap lalu, kau pikir itu tiada arti bagimu, kalau seenteng percakapan seperti itu kamu MALES baca, apalagi baca JURNAL internasional, yang selalu kamu bawa-bawa isinya bikin pusing karena bukan bidang kamu, OMONG KOSONG! Semua bisa dipelajari kalau ada kemauan!! Kemana kamu saat kami sedang pusing menyelesaikan sebuah misi? Kamu asik dengan duniamu, kamu asik dengan kekasih barumu? Kamu tidak mempedulikan kami yang lembur, begadang sampai tengah malam, hanya untuk mempersembahkan yang terbaik dari kami untuk Ayahanda tercinta, kamu??? Dimana?? Hasil kerjamu sama sekali tidak bernilai, nol besar! Kamu kopi dan temple-tempel sesuka hati tanpa ada alur berfikir??? Inikah yang dinamakan orang pilihan? Pilihan terbaik seorang Ayahanda?? INIKAH???  Aku malu.
::kesalahan keempat::
Seorang dari kami telah bermaksud baik mengingatkanmu, untuk memperbaiki hasil kerjamu, untuk kembali fokus ke jalanmu, pilihan yang telah kamu ambil, menjadi seorang pengajar, DOSEN, gak gampang loh? Iyakah kamu ingin digunjing sama mahasiswamu kalau kamu gak berubah dari sekarang??? Iyakah kamu ingin digunjing sama temen kantor kalau kamu tetap bangga dengan kamu yang sekarang??? Iya, jawaban sementara adalah IYA, karena beberapa saat setelah nasehat terluncur, hasil kerjamu dikomen pedas oleh seorang Ibunda cerdas, hasil kerjamu kosong!! Lagi-lagi tak ada alur berfikir? Hei, kamu kemana?? Pikiranmu terbuai oleh apa ha?? Tapi kamu membela diri, seakan kamu adalah manusia paling benar sejagad raya, bahkan meminta maaf kepada beliau saja tidak kamu lakukan! Ini memalukan! Tak punya etika.
::kesalahan kelima::
Kali ini puncak, benar-benar sudah tidak dapat terbendung lagi, tiba-tiba kamu nongol dengan sederet tulisan KASAR, memaki kami, menuduh kami, kalut, kesetanan, kemarahan? Hey, kamu bukan anak puber yang baru masuk SMP kan? Kamu uda 25 tahun !! bahkan teman-temanmu sudah mulai beranak pinak membesarkan dan mendidik anaknya, tapi kelakuanmu seperti anak kecil ingusan yang belum pernah mengenal tata krama, hmm.. aku syok, tidak seharusnya kamu seperti itu, jika kami sakit hati, apakah ada obat untuk menyembuhkan hati kami???? Kamu bilang kami sahabat, tetapi kamu jauh lebih mementingkan orang yang berada ratusan kilometer di luar negri sana, yang kamu tak tahu apapun kegiatannya disana, lalu kami yang selalu ada di sisimu, kamu maki dan kamu berlalu tanpa maaf, tanpa sepatah kata pun dan esok harinya bertindak seolah tak pernah ada apa, AKU MUAK !!!

Teman,

Perjalanan kita untuk berkumpul dan bersama2 masih panjang? Pernahkah kamu membuka mushafmu? (Al-qur’an). Ia menenangkan, ia menjaga, ia mengingatkan, bahwa hidup di dunia hanya sekejap, hidup di dunia adalah sebuah ujian, untuk menjadi baik atau buruk, memupuk amal atau memupuk kebohongan dan dosa, aku tau agamaku belumlah cukup untuk mengeluarkan dalil-dalil, tapi apakah kamu ingat mati? Apakah kamu ingat bahwa siapa yang menanam dia yang menuai, jika kamu melukai banyak hati yang kamu sendiri tak menyadari, apakah PANTAS kamu diberi kebahagiaan??? Coba renungkan, berapa lama lagi kamu hidup di dunia?

Teman,

Aku tau kamu keras seperti batu, bahkan kamu bangga saat kamu hanya takluk dengan Ayahanda, bukan dengan orangtuamu sendiri, seberapa kenalkah Ayahanda denganmu? Lebih lamakah Ayahanda mengenalmu dibanding orangtuamu??? Pernahkah Ayahanda tau sederet MAKIAN kamu? Nanti saat orangtuamu pergi meninggalkanmu untuk selamanya barulah kamu sadar, betapa piciknya dirimu yang mengesampingkan mereka, nanti saat Ayahanda mengabaikanmu rapuhlah dirimu setengah mati, ah entahlah, hidupmu penuh sandiwara.

Keluarlah, pergilah seorang diri ke suatu tempat, lakukanlah perjalanan, tersesatlah sejauh mungkin, maka kamu akan tahu, siapa dirimu sebenarnya. Tanpa siapapun yang kamu kenal. Bisakah?

Kamu boleh benci sama aku, kamu boleh marah besar sama aku setelah baca tulisan ini. Tapi apakah aku akan membencimu? Tulisan ini justru membuktikan bahwa aku sayang sama kamu, berubah atau tidaknya kamu, gak ngaruh sama sekali untuk hidupku! Ada tidaknya kamu juga SAMA SEKALI TIDAK PENGARUH bagiku! Hanya kamu sendiri yang bisa merubah dirimu, menjadi lebih baik dari isi tulisan ini,

Calon sahabat, tolong berubahlah, berubah demi kebaikanmu, demi orangtuamu, demi calon anak-anakmu, jika dunia yang hanya kau cari, maka tertutuplah hati dan nuranimu, belajarlah tulus, ikhlas, apa adanya, aku harap kamu mau mengerti. Usiamu tak lagi muda.

Salam sayang.
Dari yang selalu mendoakanmu.


0 komentar