Punya rumah adalah impian dari semua manusia yang hidup di muka bumi ini, meskipun di era sekarang sudah semakin sulit untuk menggapainya karena semakin terbatasnya petak-petak tanah dan juga semakin tingginya harga tanah maupun rumah.
Doa dari setiap pasangan adalah dicukupkan untuk membeli
rumah walaupun bagaimana bentuknya setiap pasangan ingin hidup mandiri terpisah
dari orang tuanya. Doa yang disampaikan berulang-ulang pastilah akan mengetuk
pintu langit. Doa itu pula yang terbisikkan saat berada 18 jam di pesawat.
Sejak tahun 2016, sudah cukup sulit menemukan rumah murah di
area Tembalang Semarang, dimana setidaknya ada sekitar 4 Perguruan Tinggi yang
berada di area ini, Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik
Kesehatan Semarang, dan Universitas Pandanaran. Mencari rumah seperti mencari
jodoh, tak semudah seperti kita membeli sepeda. Puluhan marketing sudah dihubungi,
beberapa lokasi sudah disambangi, namun belum juga ada yang cocok, hingga menurunkan
ego untuk stel kendo, memilih kos/ kontrak untuk menabung. Saat itu sempat kos
pasutri sekitar 8 bulan dan kontrak 3 tahun.
Tahun 2018, sebelum berangkat ke Jerman sebetulnya sudah ada
tawaran rumah yang agak cocok, namun karena banyaknya hal yang harus dipersiapkan
saat Latsar CPNS dan keberangkatan ke Jerman, akhirnya kesempatan tersebut
dilepaskan saja.
Tahun 2019, menjadi tahun penuh perjuangan karena akhir Mei baru
sampai dari Jerman dan harus mengejar kelulusan Program Doktor sebelum pembayaran
SPP semester berikutnya. Hasrat untuk membeli rumah semakin menggebu karena
kontrak akan habis di bulan Juli. What a busy life as always!
Di bulan Mei kami mencoba untuk terus mencari lokasi strategis sebagai hunian, tentunya banyak hal yang dipertimbangkan:
- Lokasi
- Harga
- Ukuran Rumah
- Spesifikasi Rumah
- Pembiayaan
Analisis pinjaman dari semua Bank Syariah pada saat itu
sudah dikomparasi. Hingga akhirnya kami menemukan suatu solusi untuk
menenangkan hati kami terkait bahaya riba. Kami menemukan situs mengenai sebuah
perusahaan konsultan terkait dengan akad syariat yaitu Elang Property. Kami pun
mencoba menghitung-hitung apakah pembiayaan yang ditawarkan masih masuk
anggaran tabungan kami. Setelah proses konsultasi di kantor Elang Property Cabang
Semarang, kami pun merasa lebih mantap dan semangat untuk menemukan rumah
impian.
Juni-Juli kami mencoba untuk melengkapi semua dokumen yang
dipersyaratkan, ada 1 kawasan yang menurut kami cukup menarik di daerah Mulawarman
Selatan, Tembalang. Kami bersama tim Elang pun bernegosiasi untuk meminangnya,
yang perlu diketahui untuk menjalankan akad jual beli murni adalah harus ada
wujud rumah yang diperjualbelikan, jadi bukan hanya tanah kavling yang akan
didirikan rumah, karena kita tidak pernah tahu apakah tanah kavling tersebut
akan menjadi bangunan yang sesuai dengan ekspektasi pembeli atau tidak. Dalam
jual beli tentunya dibutuhkan keridhoan dari pembeli maupun penjual. Ada 1 unit
rumah ukuran LB/LT 50/60 yang saat itu sudah berwujud di area yang kami
inginkan tersebut, namun negosiasi gagal karena developer meminta pembayaran secara
tunai. Cukup berat hati kami melupakannya, karena sudah 2-3 minggu proses
pendekatan itu berlangsung, namun kami lalu mencoba menemukan rumah berikutnya.
Pada awal Agustus, kami menemukan rumah yang tak jauh dengan
lokasi rumah yang ditawarkan di tahun 2018. Kami hanya berpandangan, mungkin
saja berjodoh di area ini. Kami mencoba untuk mengkomparasi harga di lingkungan
tersebut, karena di tahun 2018 harga penawaran rumah di area tersebut sekitar
350 juta (bukan kondisi baru). Setelah mendapatkan informasi yang cukup, kami
menemui sang pemilik.
Ternyata ada chemistry yang baik antara kami dengan pemilik,
sehingga prosesnya pun berjalan cukup cepat. Tanpa cek dalamnya rumah secara
langsung (lain kali tolong dicek), hanya lewat foto-foto kami masih merasa
yakin dan ridho dengan bangunan baru yang belum pernah ditinggali sejak pembangunan
bulan Juli 2018 tersebut, kami pun sepakat dengan harga yang ditentukan yang
terbilang cukup affordable di kawasan tersebut. Proses pengajuan KPR ke BNI
Syariah dibantu oleh Elang Property yang menjadi pihak ketiga kami dan setelah
analisis administrasi, wawancara, dan lain-lain, kami mendapatkan jadwal akad
di tanggal 28 Agustus 2019.
Catatan yang dapat kami resume dari perjalanan mendapatkan rumah ini adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kami adalah mencoba untuk menghindari sebisa mungkin Riba, meskipun dalam pembelian ini kami masih mengajukan pinjaman namun akad jual beli kami tunaikan secara syari’i, dan niat kami adalah membeli rumah untuk ridho Allah, karena rumah yang diperoleh dengan jalan yang tidak disukaiNya akan menumbuhkan banyak godaan dari syaitan yang terkutuk, lebih baik mahal sedikit di dunia namun diridhoiNya.
2. Sebaik-baik investasi adalah menyimpan logam mulia (LM). Sejak 2014 kami membeli LM PT. Antam yang harganya kian melonjak dari tahun ke tahun, sehingga dapat menutup tabungan kami.
3. Proses pembelian ini berlangsung dari pemilik ke bank dan kami membeli dari bank sesuai dengan harga dan margin yang telah ditetapkan, jika masing-masing ridho maka insya Allah menjadi keberkahan bagi semua. Tentunya harga kesepakatan tersebut bersifat Flat sesuai dengan tenor yang disetujui oleh pihak Bank. Tenor tersebut menentukan besarnya angsuran tiap bulan, jumlah angsuran tersebut didasarkan pada kondisi keuangan debitur, maksimal sebanyak 40% dari total gaji yang dimiliki.
4. Tabungan yang perlu dipersiapkan tidak hanya dilihat dari harga rumah saja, karena banyak hal yang perlu dibayar terkait Pajak dan Notaris, dan tentunya kami pun membayar Elang Property atas jasa yang dilakukannya. Besarnya pajak pun didasarkan pada lokasi bangunan tersebut, semakin eksklusif semakin tinggi NJOP nya.
Alhamdulillah di usia kepala dua kami dapat mewujudkan cita-cita atas petunjuk dan insya Allah keridhoanNya. Semoga menjadi awal yang baik dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan di dunia fana ini.
Akad kami telah ditayangkan di website Elang Property. Alhamdulillah
kami pun mendapat ukuran dan harga yang lebih baik dari lokasi pertama yang
menolak kami. LB/LT 52/87 dengan harga sekitar 400 juta, di Kawasan cukup padat
dan tenang, 5 menit dari RS. Hermina Banyumanik Semarang.
Mari berproses menjadi lebih baik :)
0 komentar