This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Belajar Mencintai ?




Postingan ini dibuat atas permintaan khusus dari seseorang yang sedang berusaha menumbuhkan cintanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta adalah suka sekali, sayang benar, kasih sekali, terpikat, ingin sekali, berharap sekali, rindu, khawatir, dan risau. Cinta datang karena kita selalu bersama, diulang-ulang setiap kali, hingga timbul rasa nyaman yang melekat tak pernah hilang. Lalu bagaimana jika yang tertanam di hati kita jauh dari kata cinta? Karena tak suka, karena terpaksa, apakah bisa kita lalu mencinta?

Apapun yang dilalui dalam hidup ini, selalu ada hitam dan putih, selalu ada suka dan tak suka, selalu ada lawan kata, termasuk surga dan neraka. Cinta bisa pada seseorang, sesuatu, atau kepadaNya. Cinta pada seseorang, dapat terjadi melalui dua jalur, dari mata turun ke hati atau witing tresno jalaran soko kulino. Saat melihat seseorang menarik dari sisi visual, mungkin terbersit untuk mendekati, lalu saat gayung bersambut dan semakin mengenali, dua hati saling terpaut. Pada jalur yang satunya, secara tak sengaja, walaupun bukan cinta pada pandangan pertama, namun karena selalu bersama, selalu bertukar cerita, mengerti apapun kejelekan dari seseorang, namun seperti merasa saling melengkapi, itulah cinta pada seseorang. Indah di awal, namun tak mungkin tanpa menyimpan duri. Entah duri itu akan digunakan sebagai pertahanan ataupun justru menusuk yang sudah terekat.

Lantas, bagaimana dengan cinta pada sesuatu? Saat kita mengerjakan apapun dalam hidup, entah pekerjaan rumah, sekolah, kuliah, kantor, saat hati kita tak sepenuhnya cinta atau bahkan benci. Maka semua itu akan terasa sangat berat. Mencuci 1 potong baju, jika kita benci menyentuh deterjen, maka rasanya seperti mencuci 1 ton baju..

Lalu bagaimana jika kita harus mencintai seseorang dengan duri yang menusuk dan mencintai sesuatu yang mungkin tak pernah kita harapkan? Apakah bisa tetap bertahan??

Sayangku,

Manusia tak ada satu pun yang setia, tak ada satupun janji manusia yang perlu dipercaya, karena yang paling setia dan dipercaya sepenuhnya, adalah Dia Dzat yang menciptakan kita. Dia-lah yang tahu mana yang terbaik untuk kita, ciptaanNya yang paling disayangiNya. Tak ada satupun kejadian di dunia ini tanpa pertimbangan dan ketelitianNya. Semua telah direncanakanNya dengan sepresisi mungkin, bahkan penciptaan manusia dari segumpal darah pun telah dibuktikan dalam ilmu pengetahuan modern saat ini.

 

 "Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana." (QS. Ali Imran : 54).

 

Jika kamu merasa, saat ini mungkin tidak mencintai tempatmu kuliah, tidak mencintai jurusanmu kuliah, hidupmu yang rumit. Setidaknya, belajarlah untuk mencintai dirimu sendiri, menguatkan dirimu, membangun cinta yang kuat untuk dirimu dan Rabb-mu, barulah sedikit demi sedikit, belajar untuk menerima ketetapan Allah, mencintai sesuatu yang nampaknya sulit untuk dilalui, karena dengan sedikit saja kau memberi ruang untuk cinta itu tumbuh, maka bunga-bunga kebaikan akan bersemi, tumbuh, harum mewangi, dan menyegarkan pikiranmu dan meluruskan niatmu untuk kembali mencintai dan berdamai dengan apa yang telah Allah tentukan untukmu.

Mungkin sulit, namun tidak ada salahnya untuk sedikit lebih cepat membuka hati, belajar mencari hikmah yang tersembunyi, melihat potensi belajar memaknai kehidupan yang sedang dihadirkan Allah pada hal yang menyakitkan tersebut.

Belajar, bukan sekedar menghitung, menghafal rumus, mencatat segala teori, namun belajar meredakan luka dan menghidupkan cinta itulah yang perlu dilakukan sehari-hari. Tanpa cinta, sesuatu yang sulit tak pernah bisa dilalui. Tanpa cinta, pulang ke hari baan terasa tak akan nikmat, lalu apakah kamu sudah mencintai Tuhanmu?

 

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

 

Jadi, janganlah mudah merutuki apa yang terjadi dalam hidupmu, belajarlah dulu menganalisis, sebenarnya pesan apa yang sedang Allah kirimkan? Setiap ujian, setiap kesedihan, air mata, bukan tanpa alasan, semua itu tanda kasih dan cintaNya untuk kita agar bisa semakin mendekat padaNya, mensyukuri segala pemberianNya, dan menyadari bahwa untuk pulang ke pangkuanNya harus dengan perjuangan.

 

Maka, jika hari ini kamu sedang terluka? Sedang tak suka? Belajarlah untuk membuka sedikit saja ruang untuk cahayaNya hadir, menerangi kegelapan yang mungkin sedang kau rasa, sehingga kau akan tahu betapa cinta itu harus dilatih, harus dibuat, harus dibesarkan, bukan dengan begitu saja, namun dengan sebuah usaha.

Bukankah jika kau ingin memetik buah, maka kau perlu merawat benih dengan pupuk dan menyiraminya?

Begitulah cinta yang perlu terus kau jaga, cinta yang harus diusahakan pada setiap hal dalam hidup kita. Baik pada seseorang maupun sesuatu.

Selamat belajar mencintai ya..

 

Dari aku yang mencintaimu karena Allah, agar Allah mencintaiku karena aku mencintaimu karena Allah.

0 komentar

Patah Hati


Judul ini dibuat untuk memenuhi ruang-ruang sendu dari seseorang yang sedang diuji dengan pasangannya.

Setiap insan, tentu akan berharap bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan cukup dilakukan sekali seumur hidup, namun tidak banyak yang kemudian berhasil mempertahankannya sehingga berita perceraian selalu muncul silih berganti, bagaimana bisa?

Wahai jiwa-jiwa pengembara yang sedang mencari cinta sejati, sesungguhnya manusia hidup telah ditakdirkan untuk berpasangan, namun kita tak tahu dengan siapa sebenarnya jodoh yang ditulis pada Lauhul Mahfudz?

Mungkin sulit untuk membuka diri setelah merasakan patah hati, namun diri harus terus bergerak untuk menyempurnakan separuh dari agama. Mengapa menikah menjadi hal yang perlu dikejar?

Siapa yang menikah, berarti telah melindungi setengah agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah agamanya yang kedua.” (Tafsir al-Qurthubi, 9/327)

Dengan menikah, melindungi manusia dari perbuatan zina, karena dua bagian tubuh manusia yang menjadi senjata syaitan untuk menarik ke neraka adalah mulut dan kemaluannya..


Lalu bagaimana kita bisa betul yakin menikah dengan orang yang tepat?

Perjalanan asmara seseorang sebetulnya sangat mudah dikenali yaitu dari mata turun ke hati, dari kebiasaan yang sering terjadi.. kecocokan memadu padankan di awal pertemuan terasa mendesirkan hati, begitulah terus-menerus terasa menyenangkan hingga aib dan ego terbuka satu per satu.. apakah akan bertahan atau memilih mundur?

Pun setelah menikah, tidak lantas akan membuatmu tenang seutuhnya.. karena hidup adalah belajar sepanjang hayat, menikah tidaklah menjadi gerbong terakhir sebelum kematian.. namun awal dari perjuangan yang besar sebagai manusia dewasa.. mengapa?

Sebagian besar anak muda saat ini, dipertontonkan bagaimana sulitnya hidup berumah tangga, bagaimana sulitnya mengurus anak hingga banyak yang bersemboyan child free.. karena tak mau ambil pusing dengan segala keribetannya,

Namun, jika masih ada sedikit iman dan taqwa serta al-qur’an yang selalu menyinari hari-harimu, tentulah pernikahan dan mempunyai keturunan menjadi cita-cita bagi pemuda maupun pemudi. Sebab, banyak ayat pada kalam Allah yang menerangkan bagaimana pahala-pahala yang besar diperoleh dari kehidupan pasca menikah.. menyentuh pasangan halal adalah pahala, melahirkan diganjar surga, menyusui, mendidik anak, dan seterusnya, bagaimana jika tidak menikah? Apakah bisa semua itu dilakukan?

Pertanyaan terberat bagi orang yang akan menikah adalah dengan siapa aku menikah? Maka, pantaskanlah diri sebaik mungkin, karena jodoh adalah cerminan dari diri kita, jangan berharap mendapat yang sholeh, kalo kita saja masih ugal-ugalan.. jangan berharap pula Wanita cantik yang lemah lembut, jika hati kita masih begitu keras..

Terkadang ada yang butuh mengenal lama, baru menikah, ada yang sebentar saja lalu menikah, apakah semua itu akan menentukan kelanggengan hingga maut memisahkan? Tentu tidak, karena manusia mudah berubah, mudah terpengaruh, dan mudah untuk berpaling..



Pekerjaan syaitan adalah menjerumuskan manusia, bagi mereka yang sudah menikah, tantangannya adalah menaklukkan ego masing-masing, karena pernikahan adalah seni mengalah, tidak bisa saling menang.. tetapi saling mengisi kekosongan.. syaitan akan senang sekali jika pernikahan seseorang hancur.. karena ibadah-ibadah manusia tersebut yang dapat dilakukan saat menikah akan Kembali ke nol..

Godaan sebelum menikah pun sangat nyata, karena lagi-lagi tugas syaitan untuk menggagalkan seluruh perbuatan baik dengan muara surga.. Ada yang tiba-tiba ketemu mantan kekasih, atau seseorang yang lebih baik, diuji dengan permasalahan keluarga, dan seterusnya.. memang itu perlu untuk menguji keyakinan kita, apakah akan tetap menerima kekurangan atau mundur dengan berharap ada yang lebih baik lagi..

Lalu, mengapa harus patah hati? Allah pastilah tau mana yang terbaik untuk kita, namun perlu diupayakan dengan doa dan sikap yang baik.. semakin bertambah usia, semakin kompleks permasalahan, bagaimana cara kita menghadapi permasalahan sejatinya mencerminkan kualitas diri kita..

Setiap permasalahan datangnya dari manusia itu sendiri, namun atas kehendak Allah, dan mengabaikan permasalahan untuk dibiarkan menguap sebetulnya adalah ketidakmampuan diri sendiri mengelola emosi..

Secinta-cintanya kita terhadap makhluk, jangan sampai melebihi cinta kita kepada Allah SWT.. karena cinta makhluk akan sangat mudah berubah, namun cinta Allah tak pernah sedikit pun berubah bagi hambaNya..

Kenalilah diri sendiri lebih jauh, sebab itu yang akan menolong pada situasi-situasi yang sulit, tanpa mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri, maka mustahil dapat memecahkan masalah satu dan masalah berikutnya.. bagaimana cara kita mengenali diri sendiri, dengan petunjuk dari Allah, dengan sering melakukan self-talk, muhasabah, evaluasi diri, dan berkomunikasi pada yang menciptakanNya..

Dengan demikian, semua masalah pada semua level status akan lebih mudah diatasi saat kita mampu mengendalikan diri, menempatkan diri, membaca situasi, menguatkan diri sendiri..



Wahai jiwa yang kini patah hati, ambillah wudhu, tunaikan sholat dua rakaat, mengadulah pada penciptaMu, menangislah sehebat apapun dalam sujudmu, karena air mata kesedihan itu akan segera digantikanNya dengan air mata kebahagiaan.. tenanglah, Allah selalu ada untukmu.. kapanpun itu..

 

0 komentar