Postingan ini dibuat atas permintaan khusus dari seseorang yang sedang berusaha menumbuhkan cintanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta adalah
suka sekali, sayang benar, kasih sekali, terpikat, ingin sekali, berharap
sekali, rindu, khawatir, dan risau. Cinta datang karena kita selalu bersama,
diulang-ulang setiap kali, hingga timbul rasa nyaman yang melekat tak pernah
hilang. Lalu bagaimana jika yang tertanam di hati kita jauh dari kata cinta? Karena
tak suka, karena terpaksa, apakah bisa kita lalu mencinta?
Apapun yang dilalui dalam hidup ini, selalu ada hitam dan
putih, selalu ada suka dan tak suka, selalu ada lawan kata, termasuk surga dan
neraka. Cinta bisa pada seseorang, sesuatu, atau kepadaNya. Cinta pada
seseorang, dapat terjadi melalui dua jalur, dari mata turun ke hati atau witing
tresno jalaran soko kulino. Saat melihat seseorang menarik dari sisi visual,
mungkin terbersit untuk mendekati, lalu saat gayung bersambut dan semakin
mengenali, dua hati saling terpaut. Pada jalur yang satunya, secara tak sengaja,
walaupun bukan cinta pada pandangan pertama, namun karena selalu bersama,
selalu bertukar cerita, mengerti apapun kejelekan dari seseorang, namun seperti
merasa saling melengkapi, itulah cinta pada seseorang. Indah di awal, namun tak
mungkin tanpa menyimpan duri. Entah duri itu akan digunakan sebagai pertahanan
ataupun justru menusuk yang sudah terekat.
Lantas, bagaimana dengan cinta pada sesuatu? Saat kita
mengerjakan apapun dalam hidup, entah pekerjaan rumah, sekolah, kuliah, kantor,
saat hati kita tak sepenuhnya cinta atau bahkan benci. Maka semua itu akan
terasa sangat berat. Mencuci 1 potong baju, jika kita benci menyentuh deterjen,
maka rasanya seperti mencuci 1 ton baju..
Lalu bagaimana jika kita harus mencintai seseorang dengan
duri yang menusuk dan mencintai sesuatu yang mungkin tak pernah kita harapkan?
Apakah bisa tetap bertahan??
Sayangku,
Manusia tak ada satu pun yang setia, tak ada satupun janji
manusia yang perlu dipercaya, karena yang paling setia dan dipercaya sepenuhnya,
adalah Dia Dzat yang menciptakan kita. Dia-lah yang tahu mana yang terbaik
untuk kita, ciptaanNya yang paling disayangiNya. Tak ada satupun kejadian di
dunia ini tanpa pertimbangan dan ketelitianNya. Semua telah direncanakanNya
dengan sepresisi mungkin, bahkan penciptaan manusia dari segumpal darah pun
telah dibuktikan dalam ilmu pengetahuan modern saat ini.
"Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana." (QS. Ali Imran : 54).
Jika kamu merasa, saat ini mungkin tidak mencintai tempatmu
kuliah, tidak mencintai jurusanmu kuliah, hidupmu yang rumit. Setidaknya,
belajarlah untuk mencintai dirimu sendiri, menguatkan dirimu, membangun cinta
yang kuat untuk dirimu dan Rabb-mu, barulah sedikit demi sedikit, belajar untuk
menerima ketetapan Allah, mencintai sesuatu yang nampaknya sulit untuk dilalui,
karena dengan sedikit saja kau memberi ruang untuk cinta itu tumbuh, maka
bunga-bunga kebaikan akan bersemi, tumbuh, harum mewangi, dan menyegarkan
pikiranmu dan meluruskan niatmu untuk kembali mencintai dan berdamai dengan apa
yang telah Allah tentukan untukmu.
Mungkin sulit, namun tidak ada salahnya untuk sedikit lebih
cepat membuka hati, belajar mencari hikmah yang tersembunyi, melihat potensi
belajar memaknai kehidupan yang sedang dihadirkan Allah pada hal yang
menyakitkan tersebut.
Belajar, bukan sekedar menghitung, menghafal rumus, mencatat
segala teori, namun belajar meredakan luka dan menghidupkan cinta itulah yang perlu
dilakukan sehari-hari. Tanpa cinta, sesuatu yang sulit tak pernah bisa dilalui.
Tanpa cinta, pulang ke hari baan terasa tak akan nikmat, lalu apakah kamu sudah
mencintai Tuhanmu?
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Jadi, janganlah mudah merutuki apa yang terjadi dalam
hidupmu, belajarlah dulu menganalisis, sebenarnya pesan apa yang sedang Allah
kirimkan? Setiap ujian, setiap kesedihan, air mata, bukan tanpa alasan, semua
itu tanda kasih dan cintaNya untuk kita agar bisa semakin mendekat padaNya,
mensyukuri segala pemberianNya, dan menyadari bahwa untuk pulang ke pangkuanNya
harus dengan perjuangan.
Maka, jika hari ini kamu sedang terluka? Sedang tak suka? Belajarlah
untuk membuka sedikit saja ruang untuk cahayaNya hadir, menerangi kegelapan
yang mungkin sedang kau rasa, sehingga kau akan tahu betapa cinta itu harus
dilatih, harus dibuat, harus dibesarkan, bukan dengan begitu saja, namun dengan
sebuah usaha.
Bukankah jika kau ingin memetik buah, maka kau perlu merawat
benih dengan pupuk dan menyiraminya?
Begitulah cinta yang perlu terus kau jaga, cinta yang harus
diusahakan pada setiap hal dalam hidup kita. Baik pada seseorang maupun
sesuatu.
Selamat belajar mencintai ya..
Dari aku yang mencintaimu karena Allah, agar Allah
mencintaiku karena aku mencintaimu karena Allah.