This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Pregnant


 Rasulullah Bersabda: “Salah satu tanda keberkahan wanita itu ialah pernikahannya, cepat kehamilannya dan ringan pula maharnya”.(HR.Muslim)

Hadits ini sebagai bukti konkrit, bahwa wanita-wanita yang mengalami 3 hal tersebut dalam kehidupannya, maka beruntunglah ia dan bersyukurlah.

Terusik dengan postingan sebelumnya yang berjudul Ibu, ternyata banyak hal yang dilalui ketika Allah meniupkan ruh ke dalam rahim, sebagai bentuk amanah yang harus dijaga betul.  Alamak postingan-postingan sekarang lebih sering sharing based on my experience yak, hmm, tak apalah, itung-itung sebagai sampah memory, soalnya ga muat kalo disimpen di otak sendiri, pasti terkubur dengan hal-hal yang baru lagi, hehehe. So, I write on it, just to remind me, I ever feel it, if you guys feel the same, just read this note …

Hamil adalah sebuah proses panjang yang tak pernah orang tahu kapan akan terjadi, ada yang begitu selesai akad nikah langsung dikasih, ada yang harus menunggu bertahun-tahun baru dikasih, ada yang bahkan sama sekali tak dititipi. Pertanyaannya? Kenapa bisa begitu? Kenapa bisa berbeda? Wallahu’alam bi shawab. Hanya Allah lah yang layak menjawab pertanyaan ini. Manusia hanya bisa berusaha bukan? Ketetapan kembali lagi pada-Nya. Jika masih ada keyakinan dalam hati, maka yakinlah suatu saat akan dititipi seorang anak. Merajuklah pada-Nya, dengan istiqomahmu, dengan proses perbaikan diri, pendewasaan diri, sehingga Allah percaya, kita bisa dititipi amanah yang besar, merawat dan mendidik anak. Lalu bagaimana dengan kisah manusia yang tiba-tiba hamil di luar nikah? Kenapa yang menikah justru sulit memperolehnya, kenapa yang haram justru begitu mudah? Anak yang lahir dari situasi yang seperti itu tentu akan berbeda, kelahirannya tak diinginkan, tumbuh kembangnya dengan keterpaksaan, dewasanya menjadi sebuah ujian, dan di yaumul akhir akan dihisab, semoga orang tua yang seperti ini segera bertaubat nasuha..

Hamil.. ternyata bukan hal yang mudah.. kesabaran seorang wanita diuji, terus diuji hingga ia kuat dan mampu menjadi seorang Ibu.. kehamilan benar-benar kehendak Allah, ada yang singkat, ada yang menuntaskannya namun dipanggilNya pulang kembali, ada yang diambilNya saat tumbuh kembangnya, ada yang mengekalkannya hingga akhir hayat.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester. 9 bulan, trimester pertama saat bulan 1-3 yang dialami seorang calon Ibu adalah bahagia, kadang ada yang heboh, kadang ada yang tak sadar, kadang ada yang biasa saja. Hindari hal-hal yang berlebihan saat bulan-bulan awal, pada trimester pertama masih sangat rentan, calon bayii itu bisa saja pergi saat kita lupa siapa sesungguhnya pemilikNya.. pasrahkan dan nikmati serta lindungi sebaik mungkin.. Biasanya pada minggu ke-9 sampai 13 adalah saat-saat yang membuat calon Ibu teller, mual muntah dan frekuensinya tergantung dari ketahanan Ibu masing-masing, tetapi ada juga yang tidak merasakan, secara scientific, proses ini adalah proses adaptasi hormon, sehingga wajar jika mual muntah, lemes, tak mau makan, terjadi di tahap ini. Tetaplah makan meski tak ingin, tetaplah bahagia meskipun sedih. Karena tahap awal ini, menentukan perkembangan calon bayi selanjutnya.. berdasarkan penelitian, ibu yang mengalami morning sickness cenderung memiliki anak yang cerdas. Studi ini dilakukan oleh Hospital for Sick Children di Toronto (Googling aja ya buat lebih lengkapnya) haha.

Tahap berikutnya adalah saat calon ibu berada pada fase trimester 2, yaitu bulan ke-4 hingga ke-6 masa kehamilan. Saat ini adalah masa yang indah, masa yang seperti tak merasakan hamil. Adaptasi telah berhasil dijalankan, makan enak, tidur enak. Jangan lupakan nutrisi digenjot habis pada masa ini, karena sangat baik untuk pertumbuhan janin dalam rahim. Bagi para muslimin dan muslimat, pada bulan ke-4 biasanya mereka memanjatkan doa, karena pada masa ini saat dimana ditiupkan ruh ke dalam rahim. Sediakanlah waktu, untuk berbagi rejeki seadanya, sebagai bentuk rasa syukur kepada Pencipta. FYI, organ yang berkembang paling pertama adalah jantung.

Tahap terakhir adalah trimester ke-3, saat calon Ibu mulai merasakan berat badannya semakin bertambah, semakin susah tidur terhalang perut, semakin mudah pegal dan nyeri terutama pada bagian punggung, semakin susah meraih kaki hanya untuk sekedar memasang kaos kaki dan memotong kuku, semakin susah bernapas karena semakin terdesak oleh janin. Hmm, nikmati saja, jangan sampai kau berkeluh kesah wahai calon Ibu, ini hanyalah hal sepele sebelum anak yang kau kandung lahir ke dunia. Banyak organ yang berkembang pada masa ini, mulai dari jenis kelamin yang sudah bisa dilihat, kandung kemih, lambung, hidung, jari tangan, mulut, dan sebagainya.. Subhanallah.. Jangan lupa kalo sudah memasuki minggu-minggu terakhir makanan manis mulai dikurangi biar calon debay memiliki bb norman 2.5-3 kg, kalo more than it yaa agak kuat ngedennya. Ehehhe.. nutrisi harus oke, control ke SpOg/bidan juga rutin buat tahu perkembangannya, jangan lupa senam hamil/ yoga supaya badan tetap fit :D after that, biarkanlah Allah yang menentukan, kapan si debay lahir ke dunia, benar-benar rahasia Illahi, tak bisa dipastikan, ajak aja ngobrol karena si debay sudah bisa merasakan dan mendengar. Komunikasi sejak dalam masa kandungan sangat diperlukan untuk mewujudkan bonding antara ibu dan anak.

Kini dengarkanlah kisahku.., buset panjang bener yak, bagi yang masih kuat baca yukk mariii,

Tak pernah menyangka sebelumnya bahwa kau hadir di tengah-tengah kami saat waktu yang benar-benar tepat. Kau tau anakku, Ibu dan Ayah telah mendambamu, namun ternyata dengan jarak yang memisahkan Ayah dan Ibu, kami butuh waktu lebih tuk menghadirkanmu. Ibu pun sangat sibuk dengan studi yang sempat tertunda sesaat karena prosesi akad nikah dan resepsi pada bulan yang berbeda, namun itu memang sudah direncanakan karena hanya itu waktu yang Ibu punya, kamu tahu nak, Negara menuntut banyak pada Ibu dan teman-teman untuk lulus master sesingkat-singkatnya, padahal Ibu harus mengerjakan tugas kuliah dengan kuliah yang banyak dan dipadatkan, harus menyelesaikan pekerjaan di lab yang kadang perlu diulang dan lembur sampai malam, yang harus membuat paper publikasi internasional, yang harus melalui berbagai peraturan birokrasi yang melelahkan, dari seminar proposal, seminar hasil hingga sidang tesis. Betapa melelahkannya di awal kehidupan rumah tangga Ibu, tetapi Alhamdulillah semua selesai pada waktunya, bersama-sama dengan teman-teman satu tim. 

Kau hadir saat kabar mutasi Ayah ke Semarang disetujui oleh manajer, betapa berlipat kebahagiaan Ibu nak, setelah jalan panjang ternyata kau hadir pada saat yang tepat. Saat Ayah dan Ibu bisa tinggal satu atap. Bersyukur sekali karena pada bulan itu, Ibu tengah berdoa, y Allah semoga kau titipkan kepada kami anak sholeh sholehah maksimal bulan Oktober, karena kamu tahu nak, jadwal sekolah Ibu harus bisa diatasi dengan baik saking singkatnya. Betapa tak sopannya Ibu kepada Allah, seakan memohon dengan paksaan, tetapi ternyata Allah mengabulkan doa Ibu, lengkap satu paket dengan kepindahan Ayah. Subhanallah walhamdulillah walla illa haillallahuallahuakbar… 

Saat kau masih menjadi janin yang sangat muda di rahim Ibu, kau telah berkali-kali naik pesawat, dari ke Serpong hingga ke Bali.. Alhamdulillah penjagaan Allah memang yang terbaik, kau masih melekat di rahim Ibu. Saat ibu mengalami morning sick hebat hampir 1 bulan lebih, kau juga masih kuat untuk membantu Ibu membuat LPJ SPJ yang sangat rempong dan menguras enerji, revisi berkali-kali. Bahkan kau juga masih kuat bertahan saat Ibu harus menyelesaikan draf final TESIS di fotokopian sampe jam12 malam, meskipun PR nya Ibu harus muntah-muntah seorang diri di traffic light, tapi kau selalu setia menemani. Akhirnya kisah s2 pun berakhir ya Sayang, aku dan kamu diwisuda saat kau berumur 5 bulan di kandungan Ibu.. Selamat anakku yang sabar.. 

Kisah s3 tak kalah hebat, tugas-tugas dari dosen mungkin tak terlalu berati karena perkuliahan tak sebanyak saat kuliah s2. Kau tangguh anakku, pejuang tangguh saat usia 7 bulan kau selalu menemani Ibu riset di lab hingga malam, bahkan pada usia 8 bulan kau rajin menemani Ibu memasak untuk keluarga kita. Hampir mendekati 9 bulan, Ibu maksimalkan waktu di lab hingga tengah malam, karena harus segera cuti dan fokus memperhatikanmu, kau pun tak pernah protes Ibu pulang larut malam. Terima kasih anakku, terima kasih bayi mungilku.. 

Kini Ibu tengah menantikan kehadiranmu secara nyata ke dunia, lahirlah pada waktu yang tepat Sayang, lahirlah dengan kondisi yang senyaman mungkin, 2 minggu ini Ibu fokus memperhatikanmu, maafkan Ibu yang memaksamu bekerja sangat keras demi sekolah Ibu, demi tugas Negara Ibu, yang perlu kau tahu, Ayah dan Ibu begitu menyayangimu.. #38weekspregnant #170517

0 komentar

Seperempat Abadku



Menikah...
Adalah impian dari semua wanita, entah di berapa usia pun. Menikah menjadi momen istimewa yang ditunggu setiap pencinta. Dua puluh lima, usia matang, usia sempurna menyudahi status lajang bagi kebanyakan wanita masa kini. Bukankah menikah adalah menyempurnakan separuh agama? Lantas kenapa harus ditunda jika semua sudah siap?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي  
"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah atas separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)

Pada praktiknya, menikah tak semudah membeli barang di toko. Cocok, ambil, bayar dan bawa pulang. Menikah adalah investasi jangka panjang. Dengan siapa? Keluarga yang bagaimana? Penghasilan seperti apa? Pertanyaan wajib bagi setiap pasangan yang akan menapaki kehidupan selanjutnya.

Sebuah investasi jangka panjang artinya akan semakin mahal jika punya bargaining position. Begitu pula menikah, tidak asal comot, tidak asal pilih, tetapi menggenapkan hati dengan sosok yang tepat pada waktu yang tepat. Marry with the right person in the right time. Karena menikah tidak hanya untuk hari ini dan lusa, tetapi sepanjang masa, hingga mungkin dapat menjadi akhir yang indah di Jannah. Mahal jika seperti apa? Mahal jika pasanganmu mampu membimbing menuju kebaikan, berproses dari hari ke hari, mencari keridhoanNya, dan saling menjaga untuk selalu taat. Menikah bukan soal pasanganmu cantik dan tampan, menikah tanpa landasan agama hanya akan membuat bahtera menjadi keropos, mudah rapuh dan hancur dihantam gelombang. Mau?

Pasangan yang tepat akan mampu mendidik putra-putri sholeh sholehah. Anak adalah tabungan akhirat, akan menjadi apa seorang anak tergantung pada tangan dingin orangtuanya, harta yang menafkahinya, nyaman tidaknya di dalam rumah. Bukankah seseorang bisa saja gagal masuk surga karena dosa sang anak adalah bagian dari tanggungjawab orangtua di hadapan sang Khalik? Di Padang Mahsyar setiap individu akan dimintai pertanggungjawabannya, termasuk tentang anak-anaknya.

Aku, telah berikrar jauh sebelum hari ini, hari di saat aku memutuskan untuk terus membersamaimu. Hari itu aku berdoa, semoga lelaki ini adalah lelaki terakhirku yang akan menghalalkanku. Mungkin ada malaikat yang sedang duduk dan mencatat doaku, hingga akhirnya dengan segala macam godaan yang datang silih berganti, dengan berputarnya masa, dan terpisahnya jarak antara aku dan kamu, akhirnya kita menikah.
Di hari pertama kita menikah, rasanya seperti mimpi, rasanya janggal ada yang tidur di sampingku. Ayah dan Ibu pun masih tak menyangka beliau kini punya menantu. Mungkin karena kita yang tak selalu bisa bersama, mempertahankan kepentingan masing-masing untuk bertahan hidup. Merelakan jarak dan waktu membelenggu kehidupan rumah tangga kita. Sengaja mendahulukan akad nikah, agar terasa lebih sakral dan khidmat, tak terganggu oleh terburu-burunya waktu resepsi. Sengaja hanya mengundang satu, dua, tiga orang, supaya tak terdengar suara riuh di balik punggung kamu saat mengucap ikrar sehidup semati.



Perhelatan resepsi, persiapannya tak sesingkat yang orang dengar dan lihat. Diawali dengan keinginan untuk mempertahankan budaya leluhur, akhirnya tercetus tempat resepsi di Kota kelahiran Ayah tercinta. Surakarta Hadiningrat. Terpilihlah sebuah gedung megah, gedung terbaik di Kota ini. Graha Saba Buana, yang dipesan 1 tahun sebelum acara berlangsung. Mungkin beberapa orang akan berfikir, mengapa resepsi harus begitu mewah? Mewah adalah nomer kesekian yang aku pikirkan. Hal utama yang aku junjung tinggi adalah memuliakan tamu. Sekian banyak resepsi yang ku hadiri di kota kelahiranku, Purwodadi, tak ada satupun yang tamu-tamunya bisa duduk dengan tenang, kalau adapun kursi, maka harus berebut dengan pihak keluarga besar, lazimnya kursi tersebut untuk undangan VVIP seperti keluarga. Itulah poin kedua mengapa ku jatuhkan pilihan pada kota Solo, the spirit of Java, karena di kota inilah tradisinya masih kental. Sajian terbaik, pelayanan terbaik tentu akan membuahkan kenangan terbaik bukan? Tak hanya aku kamu yang terkenang, namun aku ingin semua tamuku mengenang hari ini dengan sangat baik. Bukankah membahagiakan oranglain akan menarik kebahagian-kebahagian yang lebih banyak untuk diri kita? Bukan tanpa pilu dan peluh untuk menyempurnakan acara ini, dongkolnya hati karena harus bermacet ria menuju lokasi menjadi faktor utama kisah duka bagi para tamu, tetapi aku berani menjamin, kisah duka itu terbayar jika mereka datang di waktu yang tepat.












Serangkaian prosesi kini telah berakhir, saatnya bangun dari mimpi untuk mencapai mimpi yang tertunda. Jika bulan lalu berdoa untuk bisa terus bersama denganmu dan begitu cepat Allah meresponnya, maka bulan ini adalah saat yang tepat untuk memantaskan diri, menjadi seorang multitasking yang selalu ceria melaksanakan segala kewajiban? Bisakah tetap seperti itu saat sudah diberi tanggungjawab lebih? Aku yakin, tak ada hasil yang mengkhianati proses. Maka pada hari ini, aku harus 100x lebih powerful dari aku yang kemarin. Siapkah menerima peran baru di usia 26? Mari berprogress, bukan hanya beradaptasi.
Semangat!!


0 komentar