Teruntuk kamu calon sahabatku,
Aku memang bukan yang special
buat kamu, aku bukan sahabatmu, aku bukan siapa-siapa bagimu, aku hanya orang
yang harus kamu jumpai, pertemuan ini bukan sebuah paksaan kan??? Aku yakin
pertemuan kamu dan aku adalah sebuah isyarat dari Tuhan, aku yakin ada sesuatu
yang ingin Tuhan sampaikan dari mengenalmu.
Hmm,
Sebenernya aku tak tau mengapa
harus seperti ini, mungkin aku terlalu peka, mungkin aku terlalu sensitif, apa
aku terlalu peduli??? Iya PEDULI sama kamu, di saat yang lain enggan
memikirkanmu?
Jujur, aku kecewa, kecewa berat
sama kamu,
Jujur aku kasian, kasian
melihatmu seperti ini, seakan ada sesuatu yang kamu sembunyikan, seakan ada
sesuatu yang kamu tutupi, seakan hidupmu penuh kepura-puraan, ini seperti
jurang pemisah antara kamu dan aku, semua bukan urusanku, tapi aku tak bisa.
Teman,
Sekali dua kali kau buat
kesalahan, bagiku itu biasa, tetapi kali ini rasanya tak mungkin lagi, semua
sudah berada di puncak, coba renungkan apa saja kesalahanmu? Mungkin kamu tak
akan pernah menyadarinya, karena bagimu, kamu selalu benar, padahal kebenaran
mutlak milik Allah, hmm, seberapa seringkah kamu meminta maaf? Kapan terakhir
kamu minta maaf?
::kesalahan pertama::
Saat kamu terpuruk, sedih, karena hubunganmu kandas, hubunganmu yang lama sekali itu tamat, kamu nangis, kamu sedih, kamu meratap, kamu lemah, kamu hancur, hmm, kamu gak ingat beberapa minggu sebelumnya kamu memaki, kamu mengumpat, kamu umbar keburukan pasanganmu di depan kami, iya kami, perlukah kamu bersedih kalau kamu saja membencinya? Sedih karena apa?? Adakah faktor lain yang membuatmu sedih? Hubungan ini tidak logis.
::kesalahan kedua::
Saat kamu bertemu dengan seseorang yang membuatmu simpati karena ada di samping kamu saat kamu dicampakkan, kamu berbunga-bunga, kamu bahagia, kamu antusias, sampai berimajinasi ke langit tertinggi, ahhh, tapi seketika dia pergi dan bertemu dengan lelaki yang kau anggap lebih tampan, kau berpaling, kamu tergoda, entah apa pertimbanganmu dia lantas menjadi pilihan terbaikmu saat ini, iya saat ini, tetapi di satu sisi kamu tak mau kehilangan pujaan pertamamu, kamu takut kehilangan keduanya, tetapi kamu sudah mengikat salah satunya, coba renungkan? Apakah ADIL?
::kesalahan ketiga::
Kamu bilang kami sahabat? Tapi berbaur dengan kami pun tak banyak, berkumpul dengan kami pun rasanya enggan, ratusan chat dari kami pun kau anggap lalu, kau pikir itu tiada arti bagimu, kalau seenteng percakapan seperti itu kamu MALES baca, apalagi baca JURNAL internasional, yang selalu kamu bawa-bawa isinya bikin pusing karena bukan bidang kamu, OMONG KOSONG! Semua bisa dipelajari kalau ada kemauan!! Kemana kamu saat kami sedang pusing menyelesaikan sebuah misi? Kamu asik dengan duniamu, kamu asik dengan kekasih barumu? Kamu tidak mempedulikan kami yang lembur, begadang sampai tengah malam, hanya untuk mempersembahkan yang terbaik dari kami untuk Ayahanda tercinta, kamu??? Dimana?? Hasil kerjamu sama sekali tidak bernilai, nol besar! Kamu kopi dan temple-tempel sesuka hati tanpa ada alur berfikir??? Inikah yang dinamakan orang pilihan? Pilihan terbaik seorang Ayahanda?? INIKAH??? Aku malu.
::kesalahan keempat::
Seorang dari kami telah bermaksud baik mengingatkanmu, untuk memperbaiki hasil kerjamu, untuk kembali fokus ke jalanmu, pilihan yang telah kamu ambil, menjadi seorang pengajar, DOSEN, gak gampang loh? Iyakah kamu ingin digunjing sama mahasiswamu kalau kamu gak berubah dari sekarang??? Iyakah kamu ingin digunjing sama temen kantor kalau kamu tetap bangga dengan kamu yang sekarang??? Iya, jawaban sementara adalah IYA, karena beberapa saat setelah nasehat terluncur, hasil kerjamu dikomen pedas oleh seorang Ibunda cerdas, hasil kerjamu kosong!! Lagi-lagi tak ada alur berfikir? Hei, kamu kemana?? Pikiranmu terbuai oleh apa ha?? Tapi kamu membela diri, seakan kamu adalah manusia paling benar sejagad raya, bahkan meminta maaf kepada beliau saja tidak kamu lakukan! Ini memalukan! Tak punya etika.
::kesalahan kelima::
Kali ini puncak, benar-benar sudah tidak dapat terbendung lagi, tiba-tiba kamu nongol dengan sederet tulisan KASAR, memaki kami, menuduh kami, kalut, kesetanan, kemarahan? Hey, kamu bukan anak puber yang baru masuk SMP kan? Kamu uda 25 tahun !! bahkan teman-temanmu sudah mulai beranak pinak membesarkan dan mendidik anaknya, tapi kelakuanmu seperti anak kecil ingusan yang belum pernah mengenal tata krama, hmm.. aku syok, tidak seharusnya kamu seperti itu, jika kami sakit hati, apakah ada obat untuk menyembuhkan hati kami???? Kamu bilang kami sahabat, tetapi kamu jauh lebih mementingkan orang yang berada ratusan kilometer di luar negri sana, yang kamu tak tahu apapun kegiatannya disana, lalu kami yang selalu ada di sisimu, kamu maki dan kamu berlalu tanpa maaf, tanpa sepatah kata pun dan esok harinya bertindak seolah tak pernah ada apa, AKU MUAK !!!
Teman,
Perjalanan kita untuk berkumpul
dan bersama2 masih panjang? Pernahkah kamu membuka mushafmu? (Al-qur’an). Ia menenangkan,
ia menjaga, ia mengingatkan, bahwa hidup di dunia hanya sekejap, hidup di dunia
adalah sebuah ujian, untuk menjadi baik atau buruk, memupuk amal atau memupuk
kebohongan dan dosa, aku tau agamaku belumlah cukup untuk mengeluarkan
dalil-dalil, tapi apakah kamu ingat mati? Apakah kamu ingat bahwa siapa yang
menanam dia yang menuai, jika kamu melukai banyak hati yang kamu sendiri tak
menyadari, apakah PANTAS kamu diberi kebahagiaan??? Coba renungkan, berapa lama
lagi kamu hidup di dunia?
Teman,
Aku tau kamu keras seperti batu,
bahkan kamu bangga saat kamu hanya takluk dengan Ayahanda, bukan dengan
orangtuamu sendiri, seberapa kenalkah Ayahanda denganmu? Lebih lamakah Ayahanda
mengenalmu dibanding orangtuamu??? Pernahkah Ayahanda tau sederet MAKIAN kamu?
Nanti saat orangtuamu pergi meninggalkanmu untuk selamanya barulah kamu sadar,
betapa piciknya dirimu yang mengesampingkan mereka, nanti saat Ayahanda mengabaikanmu
rapuhlah dirimu setengah mati, ah entahlah, hidupmu penuh sandiwara.
Keluarlah, pergilah seorang diri
ke suatu tempat, lakukanlah perjalanan, tersesatlah sejauh mungkin, maka kamu
akan tahu, siapa dirimu sebenarnya. Tanpa siapapun yang kamu kenal. Bisakah?
Kamu boleh benci sama aku, kamu
boleh marah besar sama aku setelah baca tulisan ini. Tapi apakah aku akan
membencimu? Tulisan ini justru membuktikan bahwa aku sayang sama kamu, berubah
atau tidaknya kamu, gak ngaruh sama sekali untuk hidupku! Ada tidaknya kamu juga
SAMA SEKALI TIDAK PENGARUH bagiku! Hanya kamu sendiri yang bisa merubah dirimu,
menjadi lebih baik dari isi tulisan ini,
Calon sahabat, tolong berubahlah,
berubah demi kebaikanmu, demi orangtuamu, demi calon anak-anakmu, jika dunia
yang hanya kau cari, maka tertutuplah hati dan nuranimu, belajarlah tulus,
ikhlas, apa adanya, aku harap kamu mau mengerti. Usiamu tak lagi muda.
Salam sayang.
Dari yang selalu mendoakanmu.
0 komentar:
Posting Komentar
sumonggo dipun komen :)