Haicyaaa, today is the last day
in April, time run so fast, do u feel the same?? Mei Juni, itu artinya aku
hanya punya waktu dua bulan kurang untuk mempersiapkan diri menjadi seorang
sarjana.
Ini bukan fiksi, ini bukan
narasi, ini bukan deskripsi, begitu kata Bondan si penyanyi yang manis ituu,
Bagiku ini adalah rentetan
perjalanan hidup yang panjang, yang penuh suka cita, penuh pengharapan, penuh
perjuangan, penuh gelak tawa canda, dan penuh apapun yang akan menjadi sebuah
rekaman hidup yaitu KENANGAN.
Mari kawan duduk sejenak, helaa
nafasmu dalam-dalam, rilekskan diri untuk sedikit menenangkan, meregangkan
otot-otot yang mulai kencang, meredakan emosi yang cenderung labil, dan
menyandarkan diri pada sebuah arti hidup.
Sudah berapakah usia kalian? Ohh baru
belasan, oh tidak, sudah kepala dua, bukan bukan, sudah kepala tiga, begitu
seterusnya, kadang seiiring berjalannya waktu kita tak lagi menghitung jumlah
usia kita, namun hanya berfikir untuk bagaimana bisa bertahan hidup di dunia
ini dengan layak, nyaman, damai sentosa, bahagia.
Tengok sebentar masa lalu kita,
apakah kita dulu seorang yang baik ataukah seorang yang buruk? Ini bukan
perkara wajah, tapi ini perkara sikap, attitude, pandangan masyarakat terhadap
kita. Apakah sudah menemukan jawabannya? Tentu tak sesulit mengerjakan soal
olimpiade bukan?
Harapan kita tentu adalah untuk
selalu bisa menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari, bagaimana
caranya?? Tentu kita sendiri yang dapat menentukan, orang lain hanyalah
mendukung, mengkritik, dan memberi saran, tak pernah akan mampu merubahmu jika
bukan dari keinginan kuat dari dalam dirimu.
Kalian tau? Betapa kuat hubungan
antara orangtua dan anak?? Apakah kalian telah menjadi orangtua yang memiliki
anak? Atau apakah kalian masih menjadi anak-anak yang mempunyai orangtua utuh??
Beruntunglah kita jika masih dapat memiliki orangtua yang utuh, yang selalu ada
untuk kita dan memberikan pelayanan terbaik yang mereka mampu.
Kawan, masih ingatkah dengan
peribahasa, buah jatuh tak jauh dari pohonnya?? Itulah kita, kita adalah
cerminan dari orangtua kita, kita memiliki keterikatan kuat. Iman seseorang
tentu selalu fluktuatif, tak pernah konstan dan sering timbul tenggelam, tetapi
kita punya ikatan yang lain, yaitu orangtua kita, maka ketika orangtua kita
sedang lemah, semestinya kita mendoakan untuk diberi petunjuk dari Yang Maha
Kuasa, tetapi jika kita lalai, tentu doa orangtua tak pernah putus untuk kita,
doa yang dipanjatkan mereka akan senantiasa menjaga kita dari
perbuatan-perbuatan yang dzalim. Maka betapa indahnya sebuah keluarga yang
dibangun dengan pondasi agama yang kuat.
Aku, kamu, kita,
Tentu menyayangi orangtua lebih
dari apapun, kita lahir, dididik, dibesarkan, dari tangan mereka, tentu kasih
sayang ini akan timbul menjadi sesuatu , seketika kita beranjak remaja, ingin
meringankan beban mereka, ingin menjadi kebanggaan mereka, ingin memberikan
yang terbaik untuk mereka, ingin dan ingin yang banyak sekali, inginkah?? Ingin
yang sekedar angan? Atau ingin yang diwujudkan? Tentu itu menjadi sebuah
pilihan.
Bagaimana kita dibesarkan,
dimanakah kita dibesarkan, dengan siapa kita berkawan, apa tujuan hidup, akan
membentuk sebuah kesatuan yang dinamakan KARAKTER. Kamu, aku, kita tak pernah meminta untuk menjadi orang
yang seperti sekarang, tetapi meskipun begitu, ini adalah pilihan kita atas
segala hal yang pernah kita lewati sebelumnya, yang turut membangun
kepribadian, sikap, dan prinsip hidup.
Apakah kalian pernah mendengar
cerita tentang Rasulullah SAW? Mungkin cerita itu kini telah tersapu dengan
kemarakan boyband, girlband, film korea, film barat, anime, dan seantero produk
masa kini. Tetapi hal yang paling dasar tentang cobaan yang dilalui Rasulullah
SAW di masa kecilnya tentu kalian ingat. Bagaimana jika pada usia yang masih
belum bisa mengeja kata kau ditinggalkan ayah tercinta, bagaimana rasanya jika
pada usia kanak-kanak kau harus kehilangan ibumu? Dan Rasul tak pernah meminta
itu terjadi, tetapi cobaan itulah yang membuatnya kemudian menjadi sosok tegar
yang menjadi teladan bagi seluruh penjuru dunia hingga kini.
Begitu pula dengan kita, kini dan
esok, akan ada banyak sekali hal yang tak pernah kita ketahui sebelumnya,
selayaknya kita punya mimpi, maka kita harus siap dengan segala kegagalan,
dengan kesakitan, dengan peluh, tangis, dan keprihatinan. Jika orangtua kita
tak pernah sedikitpun mengeluh untuk membesarkan kita, membiayai kehidupan
kita, tentu kita sungguh tak pantas menunjukkan kelelahan kita di hadapan
mereka, kelelahan untuk mengusahakan setumpuk hadiah untuk menyenangkan hati
mereka bukan?
Atau kalian memilih untuk menjadi
anak yang biasa saja, anak yang cukup manis berdiam diri, menonton tv,
bermalas-malasan di rumah? Okee, orangtua kalian tak pernah protes dengan sikap
kalian, karena kecintaannya padamu tentu tak sampai hati jika harus menyakiti
perasaanmu dengan menuntutmu untuk berbuat sesuatu yang di luar batas
keinginanmu, mereka tak mungkin mengutarakannya dengan sangat jelas, tetapi di
dalam hati mereka tentu mereka ingin anak yang dididiknya menjadi sesosok anak
yang dapat dibanggakan, yang dapat membawa harum nama keluarga, tanpa orangtua
kalian minta, seharusnya kalian peka untuk berjuang lebih, berjuang keras,
berjuang gigih, demi membalas pengorbanan-pengorbanannya. Siapkah???
Kini, adalah waktu kita untuk
berjuang, untuk memulai kehidupan yang sesungguhnya, yang keras tiada tara,
yang penuh dengan tipu muslihat, sarat akan goda dan dosa. Kini kita
mempersiapkan kehidupan untuk calon penerus kita. Hanya berpangku tangan atau
berjuang tiada henti itu adalah pilihan, namun jangan harap dengan kemalasanmu,
akan kau reguk putra-putri sholeh sholehah yang akan mengantarmu menuju surga.
Mendidik bukan perkara mudah,
mendidik membutuhkan ilmu, ilmu yang tak pernah kau temui di bangku sekolah,
yang tak kau ambil SKS nya di mata kuliah apapun. Ilmu itu adalah pengalaman
hidup, tentu pengalaman hidup tak akan kau dapatkan lebih jika kau hanya
terdiam, termangu, menunggu suatu keajaiban mendatangimu,
Maka teringat sebuah kutipan dari buku karya Andrea Hirata
Siapkah engkau mengejar mimpi-mimpimu? Membuat bangga bapak
ibumu?? Menjadi orangtua teladan bagi putra-putrimu?? Sesungguhnya hidup di
dunia hanyalah sementara, maka pergunakan waktumu dengan semaksimal mungkin
untuk menemukan kebahagiaanmu bersama orang-orang yang kau kasihi.
Selamat
Berjuang !!