Mengutip status seorang ikhwan di facebook .
“Manusia-manusia terbaik seperti Yusuf as. dan Umar bin Abdul Aziz juga pernah mengalami cinta kepada wanita yang belum halal baginya. Tapi, mereka mampu meredam cinta tersebut hingga hanya menjadi onggokan rasa yang tak mengusik sedikitpun ibadah dan ketakwaan mereka...”
Subhanallah,, andaikan setiap manusia berfikir seperti itu, pasti dunia terasa lebih indah dan nyaman untuk ditinggali :) hha,, jadi pengen nangis :( aku punya apa untuk Allah :( hiks
Setiap wanita muslim tentu mengharapkan lakilaki sholeh untuk menjadi sandaran hidupnya. Namun, seberapa cakupan sholeh itu, semuanya relatif. Rasanya gak mungkin aja seorang yang alim mendapatkan seorang bejat :D Allah selalu mengatur dengan seimbang. Hahahha..
Suatu saat nanti akankah Allah mengirimkan lakilaki sholeh yang memiliki agama dan sifat yang baikbaik, lalu apakah diriku telah cukup menjadi insan yang baik pula? Jika dua hal tersebut telah cukup baik melekat pada jiwa seseorang, maka dirinya pasti akan bersinar dengan sendirinya :D aheheh,,
Well, saya mungkin terlalu idealis untuk berbicara tentang cinta. Kata bahasa sanskerta yang selalu mengiangngiang di kuping saya adalah *Witing Tresno Jalaran Soko Kulino* terlalu kuat semboyan itu menjelma menjadi motto hidup,, lantas bagaimana saya bisa merasakan cinta pada orangorang baru yang notabene jarang berinteraksi dengan saya. Hmm, adilkah?? Yahh, apapun itu menurut saya adil saja :D ahahha,, bagaimana saya bisa cinta tulus pada orangorang yang tak cukup peduli dengan saya, yang hanya bertukar say hi saja,, hhaha,, nothing.
And then tragisnya saya teramat selektif pada oranglain, entah bagaimana karakter ini bisa menyusup sejauh dan sedalam ini., aduuuuuuuh T.T bisabisa gak dapet jatah saya *loooh,, hmm,, jadi kalo sejak pertama uda bikin ane ill feel, selamanya deh, bakalan gak ada kesempatan kedua, ngekk, sungguh kejam,, terus kalo gak ada chemistry juga uda lupakan saja pertemanan kita, ngokk, terus kalo garingkriukkriuk juga bakalan dapat sambutan dari saya *sekian dan terima kasih* wah wah wah,, sungguh wanita yang aneh, idealis, koleris, egois, antagonis, apa lagi yak yg is is is :D hhahah..
Kembali lagi ke judul :D witing tresno jalaran soko kulino,, jadi tuh sangat langka sekali saya bisa menemukan manusia manusia yang cocok dengan diri saya, aduuuh,, pun waktunya juga gak pasti,, mana ada yak yang sabar temenan sama saya selama mungkin cuma buat dapetin hati saya :D kayanya yang ada bakalan putus asa deh belum genep sebulan, ahahaa,, saya justru lebih menghargai sebuah persahabatan tentu :) karena peluang untuk selalu bersama jauh lebih banyak dan yang namanya sahabat pasti sedikit banyak cukup menyamankan diri kita dengan semua keluh kesah kita. Hanya sahabat yang mana yang akan saya cintai :s aneeeeeeeeeeeeeeeeh..
Terkadang orang juga berfikir lebih idealis lagi,, “…. kita kan sahabatan, aku gak mau, aku sama kamu jadi berubah status garagara perasaan yang aneh, aku dan kamu tetep sahabat, sampai nanti bakal tetep jadi sahabat, aku gak mau persahabatan kita dirusak dengan hal hal yang tidak pasti, dan aku lebih nyaman kamu tetep jadi sahabatku, gak lebih..” hmm, mungkin persepsi seperti ini juga yang kadang timbul di hati para sahabat yang sedang menjalani lakon *Sahabat Jadi CInta* dari sang Khalik. Sebenarnya dari statement tersebut ada sebuah ketakutan yang luar biasa yang sebenarnya disembunyikan,, sejujurnya orang tersebut cinta namun tak mau kehilangan momen momen indah ketika menjadi sahabat. Hmm, well,, mau gimana pun sebuah hubungan akan terasa lebih menentramkan jika dibangun di atas altar yang namanya “persahabatan”.
Mengutip dari diary ke enam saya,, hmm, kurang inget persis isinya *soalnya lagi dipinjem diary-nya,, persahabatan itu menimbulkan sebuah interaksi yang mempertemukan dua jiwa yang saling membutuhkan, saling menimbulkan kenyamanan, saling mengisi dan melengkapi serta pada dasarnya mereka memiliki satu karakter khusus yang menimbulkan suatu kedekatan khusus pula. Hubungan yang dilandasi dengan kata persahabatan niscaya akan langgeng sampai kapanpun, karena masingmasing telah cukup mengerti satu sama lain.
Yaah, cukup aja yaks perbincangan kita kali ini :D jadi makin galau tar sayanya, ahahha,, bukannya mengkiblatkan my only untuk menjadi manekin yang dipajang di etalase toko tersohor, tetapi watakwatak seperti dialah yang cukup menenangkan, menentramkan dan membuat saya nyaman, hahhaha,, saya rasa cukup mengimbangi saya dan melengkapi lah,, karena saya tipe manusia gila kerja jadi saya pikir saya membutuhkan manusia santey tapi jg pekerja keras,, hmm emangnya ada yak :D
See yaaa :*
