Hmm, some days ago merasa
tercabik-cabik sih gara-gara sebuah mulut, jadi asik kali yee kalo kita
ngebahas tentang ini, hihi
Kawan, kita hidup di dunia ini
tak hanya sendiri, namun berbanyak, bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang
lain. Kita boleh memperhatikan tingkah sodara kita, namun kita tak boleh
membicarakannya di belakang dengan orang lain yang belum tentu amanah, kita tak
boleh mengolok dan menyebar aibnya kepada orang banyak, cukuplah memperhatikan
tanpa berbicara yang akan menyakiti perasaannya, cukup sampaikan saja dengan
lemah lembut pada yang bersangkutan, langsung, face to face.
Dunia ini terkadang sangat
menyebalkan diisi dengan orang-orang yang sok tau, dengan orang-orang yang
berusaha care sama kita padahal hanya ingin menjatuhkan kita, menyakiti
perasaan kita, dan tak pernah menyayangi kita dengan tulus. Buat apa
manusia-manusia seperti ini diciptakan?? Tentu untuk menguatkan kita,
mendewasakan kita, membuat kita sadar untuk terus berintrospeksi diri.
Well, hukum tanam menuai itu
berlaku, jadi selagi kita bisa menguasai diri untuk tidak membicarakan orang
lain maka lakukanlah. Selagi kita bisa untuk tidak ikut campur dalam urusannya,
maka kerjakanlah. Selagi kita bisa tak merepotkannya maka tunaikanlah. Lakukan semua
dengan mandiri tentu itu akan lebih baik, dan jika orang lain membutuhkan
bantuanmu, bantulah dengan tanpa pamrih, tulus ikhlas dan mengharap ridho Allah
saja.
Terkadang, orang merasa dirinya
paling segalanya ketika berada di puncak karir, ketika dirinya telah merasa
pandai, merasa punya jabatan, merasa tau segalanya, heii Anda bukan Tuhan yang
tau segalanya, itu hanya perspektif Anda saja yang merasa bahwa segalanya telah
Anda ketahui. Ketika kita punya kekuasaan, jangan pernah kita merendahkan orang
lain, membuat statement yang hanya dipandang dari satu sudut, berhati-hatilah
kawan saat berbicara dengan orang lain, jangan sampai kata-kata yang keluar
dari mulut kalian menyebabkan duri di hati sodara kita, hingga kemarahannya
terpendam dan dosamu tertangguhkan sampai di akhirat kelak. Meskipun mungkin
bagimu itu sekedar candaan, karena sesungguhnya serius dan bercanda itu bedanya
tipis, apapun yang keluar pertama kali dari mulutmu akan selalu terekam pada
memori seseorang, jadi saat orang-orang berlomba-lomba mengucap maaf ketika
mereka tak sengaja mengucapkan kalimat kejam, sesungguhnya dimaafkan itu belum
tentu terjadi, maka lebih baik jika kita menjaga kata-kata yang keluar dari
mulut kita sebelum menyakiti orang lain.
click for zoom
Sehebat apapun kamu, jika kamu
tak bisa menghargai orang lain, menghargai usaha orang lain, kemampuan orang
lain, maka usaha kamu untuk menjadi hebat itu terasa percuma! Karena kata-kata
hebat lebih pantas untuk disandingkan dengan asma Allah, Dialah yang berhak
sombong atas segala sesuatu, Dialah yang tau akan segala sesuatunya, ilmu,
harta, apapun yang kamu miliki hanya sebutir debu di hadapan Allah. Jadi
berusahalah untuk tidak sesumbar, untuk selalu tawadhu, untuk selalu mengingat
bahwa kita bukan siapa-siapa tanpa pertolonganNya.
click for zoom