Jika mendung menggelayut, menampar wajah cantik si langit. Seperti itulah mungkin yang sedang ku dera dan nikmati. Entah apa yang membuatku selalu dan selalu tak punya waktu lebih untuk berhenti sejenak. Berfikir. Bahwa sebaiknya aku tidak menjadi diriku yang sekarang. Seolah aku ingin menelisik, menyusup jauh ke duniaku beberapa tahun yang lalu.
Tak ingin menyalahkan siapa pun dan apapun yang membuatku buta, kalang kabut seperti ini. Seharusnya aku mulai sadar, bahwa usiaku di dunia ini tak akan lama. Sebelum waktuku tiba, baiknya aku sudah mampu merubah paradigmaku tentang kehidupan, tentang kepribadian. Yah, aku sedang mengalami krisis kepribadian. Persis ketika aku mulai menginjakkan kakiku menjadi bagian dari civitas academica Diponegoro University. Hei, kesibukan adalah sebagian dari nafasku. Namun, tak seperti ini jadinya. Lagi-lagi masalah waktu, di sini, di perantauan yang jauh dari orangtua seharusnya aku lebih pandai memposisikan diri. Membagi waktu, menyisihkan waktu untuk membagi semua porsi dengan seimbang. Aku tak boleh curang, aku tak boleh terlalu ambisius, aku tak boleh terlalu egois. Semua memang harus optimal dan maksimal, namun seyogyanya proporsional. keridhoanNyalah yang ku cari, lantas buat apa jika aku terlalu memaksakan diri. Membuat diriku sempoyongan dan tersiksa oleh aturan-aturan yang ku buat dengan kejamnya.
Tak sulit bagiku untuk mencari kawan, namun ada tamparan hebat yang terselip dari sebuah pesan singkat di layar handphoneku. Seorang yang hebat bukanlah yang banyak temannya tetapi adalah yang mampu menjaga silaturahmi dengannya. Sontak, kata-kata itu menusuk hingga menguak luka-luka lama. Teman-temanku, maafkan aku. Pahamilah bahwa aku sayang kalian. Dan jika aku tak bisa hadir di tengah-tengah kalian, jangan salahkan diriku ataupun keadaanku. Tetapi karena memang inilah jalan yang aku pilih. Kalian tak bisa mencegahku ataupun melarangku, sebagai seseorang yang pernah menjadi sahabat orang lain, aku pun paham. Bahwa kapasitas seorang teman bahkan sahabat hanyalah sejauh nasehat. Dan jika kalian menjadi sahabat bagi seseorang pun, jangan sampai kalian menuntut banyak dari sahabat kalian, karena semua orang tak akan bisa menjadi seperti yang kalian inginkan. Semua orang punya cara yang berbeda untuk membuat dirinya bahagia. Dan sebagai sahabat yang baik, berilah dukungan bagi sahabatmu, karena kata-kata positifmu akan membesarkan jiwanya, menguatkan hatinya dan membuatnya lebih berarti untuk dikatakan sebagai sahabat. Bukan caci maki, bukan sindiran dan bukan sesuatu yang membuatnya semakin bersalah dan membunuh karakternya. Karena persahabatan adalah ketulusan untuk saling memahami.
Kepalaku kini penuh sesak, membuatku tak bisa berfikir dengan jernih. Membuat ingatanku carut marut tak beraturan. Hingga 3 buku catatan mata kuliahku semester ini harus raib entah kemana. Sebelum waktuku berlalu percuma dan sia-sia, sepertinya memang aku butuh waktu untuk berhenti sejenak, mencari akar permasalahan tentang diriku, tentang hatiku, tentang apa yang terjadi dengan kepribadian ganda milikku.
Mom, dad, maafkan aku, jika hingga detik ini aku bernafas belum mampu mencetak hal yang luar biasa, sedangkan bagiku, kalian lah yang luar biasa. Orang tua terbaik nomer satu di dunia, seperti kata Ikal. Aku masih belajar untuk memahami diriku mi, pi. Aku yakin, aku pasti bisa mewujudkan satu per satu mimpi yang telah ku tuliskan di buku kehidupanku. Saat ini, aku masih menikmati proses, jatuh bangun dan kadang terjerembab masuk ke jurang, namun tak akan menggoyahkan tekadku untuk bisa merealisasikan semua. Satu yang belum ku punyai betul adalah keberanian, detik ini pun aku sadar nyaliku belum cukup besar untuk menantang dunia. Bagaimana bisa ku rengkuh surga dunia, jika untuk mendekapnya saja aku malu-malu. Buktikan kepada dunia hei wanita, jika kamu memang seorang pejuang sejati !
Tuhanku, Allah Azza Wa Jalla,. Sepertinya, semenjak aku mulai menjadi seorang mahasiswi, diriku kurang merasakan kedekatan yang mengharu biru seperti terdahulu, jelaskan padaku ya Rabb, ada apakah gerangan. Diriku kah atau Engkau lah yang sengaja bersembunyi dan membuatku cukup sadar untuk mulai mencari dan mendekatiMu lagi. Ya Rabb, ku rasakan di tengah kebengalanku dulu, di tengah kekasaranku dulu, ada diriMu yang selalu membuatku bergelora, namun sekarang. Hatiku kosong, hampaa, gersang, bahkan seakan-akan aku hanyalah mayat hidup yang merasa menjadi sampah di tengah masyarakat dunia. Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Aku berjanji, akan mencariMu ya Rabb, akan mengembalikan cintaMu pada tempatnya, di hatiku, di 7/8 ruang di hatiku. Engkau yang memang pantas dan layak menjadi cinta sejatiku. Karena Engkau yang paling mengerti tentangku sebelum diriku. Karena dua hal tersebut lah aku bisa melanjutkan untuk berfikir. Aku ingin berubah, bukan menjadi diriku yang sekarang. Tetapi menjadi diriku yang akan datang, dengan melengkapi dan meminimalisir hal-hal yang membuatku kurang di mata Penciptaku. Aku pasti bisa menggenggam dunia. Dan Allah lah sumber kekuatanku.
Aku cinta diriku karena Allah, semoga Allah mencintai diriku karena aku mencintai diriku karena Allah.
Luv God everytime J terima kasih y Rabb atas nafas yang masih ditiupkan pada ruhku yang kotor ini.
2 komentar:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9116122
:) makasih mas
Posting Komentar
sumonggo dipun komen :)